Tradisi Mesuryak, Antarkan Leluhur Kembali ke Sorga
Minggu, 21 Februari 2016,
17:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Tradisi Mesuryak yang digelar setiap hari raya Kuningan tetap semarak. Tradisi mesuryak yang bertujuan untuk mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga tersebut kembali digelar di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Sabtu (20/2/2016).
Prosesi Mesuryak dimulai sekitar pukul 09.00 Wita sampai pukul 11.30. Diawali dengan persembahyangan mulai dari rumah masing-masing warga, kemudian dilanjutkan di Pura Khayangan Tiga, selanjutnya di merajan (Pura Keluarga Besar).
Setelah prosesi ini usai, Trasisi mesuryak pun dimulai. Seluruh keluarga besar melangsungkan persembahyangan di meraja memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan.
Mesuryak kemudian dilanjutkan dengan membawa segala perlengkapan upacara seperti banten dan sesajen ke depan pintu masuk rumah masing-masing. Selanjutnya para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang ditutup dengan mesuryak.
Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga lainya. Laki perempuan anak-anak berebut saling dorong mendapatkan uang.
Tidak saja warga Banjar Bonga Gede yang berebut uang, beberapa gepeng (pengemis) yang mengetahui adanya tradisi mesuryak pun ikut berbaur demi mendapatkan rupiah. Suasana mesuryak semakin semarak dengan penampilan barong ngelawang yang turut serta mengiringi tradisi mesuryak.
Tokoh masyarakat Banjar Bongan Gede, I Made Arya Sutamba (55) yang juga wakil bendesa adat Desa Pakraman Bongan Puseh mengatakan, mengatakan tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang ada di banjar-nya.
"Mesuryak bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga. Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang," tandasnya.
Besarnya uang yang digunakan dalam mesuryak bervariasi tergantung kemampuan ekonomi warga. Tradisi ini ada secara turun-temurun, tetap dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Hari Raya Kuningan.
“Tradisi ini sudah ada sejak agama Hindu ada di Bali, dan kami gelar setiap enam bulan sekali,” jelasnya. Besaran uang yang dipakai untuk mesuryak pun tidak dipatok, tergantung taraf ekonomi keluarga masing-masing.
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/nod