search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hasilkan Listrik 2 MW, PLTM Sambangan Beroprasi Juli 2016
Senin, 22 Februari 2016, 08:05 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan bangunan diprediksi akan mulai beroperasi pada Juli 2016. Pihak PLTM pun mengaku akan menghasilkan kebutuhan tenaga listrik sebesar 2 Mega Watt (MW) yang mampu memenuhi kebutuhan listrik dua ribu Kepala Keluarga.
 
Hal tersebut disampaikan Project Manager PLTM, Ir. Endang Supriadi, yang menyebut telah memulai proses tahapan perijinan sejak tahun 2012 silam. Ijin yang telah dikantongi tersebut datang dari pihak Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang kala itu dinahkodai Menteri Jro Wacik.
 
“Kami memanfaatkan arus air dan tidak bergantung pada bahan bakar fosil yang saat ini sudah semakin langka. Selain itu, energi untuk menghasilkan listrik lebih ramah lingkungan karena kami pun turut menjaga kondisi alam diatas lokasi turbin untuk kebutuhan air yang nantinya menjadi penggeraknya,” kata Endang.
 
Menurut Endang, dengan memanfaatkan arus air sungai yang mengalir deras dari ketinggian ke dataran yang lebih rendah, akan menimbulkan energi yang nantinya disimpan lalu dijual kepada pihak PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero).
 
Untuk menjaga stabilitas kekuatan arus air yang nantinya menggerakan turbin untuk menghasilkan energi listrik, pihaknya juga turun memasang sebuah pipa besar sepanjang 500 meter di sungai. Sehingga, dengan mempertahankan kekuatan arus yang stabil, maka akan menghasilkan energi yang nantinya ditampung di sebuah alat dalam bangunan yang diberi nama Power House.
 
“Nantinya, air tersebut akan kembali ke sungai lagi setelah masuk dalam sodetan yang kami buat bagian atas. Sehingga, tidak ada bentuk pengolahan apapun selain memanfaatkan arus yang masuk ke sodetan. Itu pun tidak mengambil seluruh air yang mengalir ke bawah sebab ada sebagian lagi yang masih mengalir ke sungai,” papar Endang seperti dilansir dari suaradewata.com.
 
Sebelum melakukan pembangunan di Bali, lanjut Endang, pihaknya juga telah melakukan pembangunan sumber energi terbarukan tersebut di kawasan Pulau Sumatera. Dimana, bukan sekedar tidak membutuhkan bahan bakar fosil akan tetapi turut menjaga lingkungan dari pencemaran yang disebabkan oleh bahan bakar fosil tersebut.
 
“Kami bahkan menjaga kawasan bagian atas sodetan yang merupakan daerah penampung air serta membangun kolam besar pada bagian atas sodetan sungai untuk menjaga debit air,” papar Endang.
 
Sehingga, dipastikan tidak akan terjadi kekurangan debit air sungai bahkan melakukan upaya agar sungai tidak menjadi kering.
 
Yang jelas, lanjutnya, penggunaan sumber energi terbarukan tersebut bukan sebatas ramah lingkungan, melainkan turut menjaga sumber daya alam yang ada di ats kawasan bendungan. Sehingga, seluruh upaya untuk menghindari pencemaran lingkungan akan diupayakan untuk kelangsungan energi terbarukan.
 
Menurut Endang, PLTM hanya memanfaatkan lahan yang total luasnya sejumlah 57, 7 are dengan batas waktu yang diperkirakan bertahan selama 20 tahun.
 
Bahkan, lanjutnya, Bali sangat memungkinkan untuk keberadaan pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan dapat menghindari pencemaran. Endang pun mengaku baru mengembangkan energi tersebut untuk satu titik saja yakni yang sekarang berada di perbatasan antara Desa Sambangan dengan Desa Panji.
 
“Saya sudah survey sejumlah lokasi di Bali dan sangat memungkinkan untuk dibangun pembangkit listrik dengan energi terbarukan. Hanya menggunakan arus sungai sebagai tenaga penggerak turbin dan tidak menggunakan bahan bakar fosil. Sehingga, penghematan terhadap penggunaan bahan bakar fosil yang mulai langka serta turut menjaga lingkungan,” ujar Endang.
 
Dikonfirmasi terkait dengan kaitan keberadaan PLTM dengan pelestarian alam, Endang menyebut kebutuhan akan air tentu menjadi faktor utama dan sangat mendasar dari PLTM. Sehingga, upaya pelestarian lingkungan khususnya sumber-sumber mata air yang ada di kawasan hutan serta perbukitan tentu menjadi suatu kebutuhan utama untuk bisa mengoprasikan pembangkit  tersebut.
 
 
Selain itu, ada keuntungan lain yang nantinya dihasilkan dari keberadaan PLTM tersebut. Karena disamping menghasilkan energi listrik untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, juga bisa dijadikan sebagai salah satu objek wisata alam.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami