search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Veteran Tabanan Berduka, Anggota Pasukan Kucing Hitam Tutup Usia
Selasa, 26 April 2016, 06:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

I Made Kredek (88) mantan pasukan kucing hitam  yang sempat kontak senjata dengan pasukan NICA Belanda di Tukad Yeh Ho, pada masa perang kemerdekaan RI, tutup usia karena  kanker prostat di Rumah Sakit Tabanan.
 
Almarhrum Made Kredek yang dinobatkan sebagai veteran pejuang kemerdekaan Republi Indonesia, kerap dipanggil Pak Kucing karena sebagai salah satu anggota pasukan Kucing Hitam. Pasukan kucing hitam adalah pasukan dibawah komando Kapten Wisnu yang bertugas menghancurkan NICA Belanda bersama mata-matanya. Pasukan Kucing Hitam terkenal dengan kecerdikanya sehingga NICA Belada kewalahan menghadapi serangan Kucing Hitam yang datang  secara sporadis dan tiba-tiba.
 
Kisah perjuangan Pak Kucing ini juga sempat dituturkan langsung oleh almarhum saat menghadiri acara syukuran HUT TNI yang digelar Kodam IX/Udayana di Monumen Markas Besar Oemoem (MBO) Munduk Malang di Kecamatan Selemadeg Timur menjelang akhir 2013 silam .
 
Saat itu, almarhum sempat menceritakan kisah perjuangannya bersama para veteran lainnya saat mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan, kisahnya itu diceritakan langsung di hadapan Jenderal TNI Budiman yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat serta para petinggi Mabes TNI dan Kodam IX/Udayana.
 
Dia menuturkan, perjuangannya sudah dimulai sejak usianya yang belia. Dia tergabung dalam Resimen Soenda ketjil yang dipimpin Letkol I Gusti Ngurah Rai. Namun, dalam pertempuran di Margarana, pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai berguguran.
 
Meski demikian, peristiwa itu tidak langsung menyurutkan semangat juang pasukan lainnya. Mereka masih melancarkan serangan kepada pasukan NICA secara sporadis. Mengingat jumlah personil pasukan-pasukan tersebut yang terbatas. Kebanyakan, tugas mereka adalah menyerang pasukan atau mata-mata NICA.
 
Satu di antaranya adalah Pasukan Kucing Hitam. Dalam pasukan inilah, almarhum bergabung. Konon karena nama pasukannya itulah, almarhum sering dijuluki Pak Kucing.
 
Saat tergabung dalam Pasukan Kucing Hitam, almarhum bersama pasukannya sempat terlibat pertempuran di Tukad Yeh Ho. Pasukan Kucing Hitam yang garis komandonya mengarah pada Kapten Wisnu ini terlibat baku tembak setelah mendapatkan infomasi adanya iring-iringan tentara NICA yang sedang mengangkut logistik.
 
Dalam pertempuran itu, pasukan NICA yang datang dari arah timur sempat melakukan perlawanan. Hanya saja, perlawanan itu tidak berarti apa-apa. Sekalipun pasukan NICA sempat menggelar mortar yang saat itu disebut sebagai senjata lengkung.
 
Gagalnya perlawanan pasukan NICA ini selain karena serangan Pasukan Kucing Hitam yang  begitu mendadak, juga dikarenakan persiapan yang cukup rapi. Sehingga serangan mortir yang disiapkan pasukan NICA banyak yang meleset dan tidak mengenai pasukan Kucing Hitam. Justru, senjata lengkung itu lebih banyak masuk ke tengah sawah.
 
Kini Pak Kucing telah dipanggil pulang oleh Yang Kuasa. Upacara pengabenan almarhum akan dilangsungkan tanggal 1 Mei mendatang.
 
Menurut anak kedelapan almarhum, Kolonel Kav.Ketut Adi Suasta Putra, Senin (25/4) di rumah duka Dukuh Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan,  ayahnya meninggal dunia karena sakit kanker prostat dan lanjut usia. Riwayat pak Kucing semasa hidupnya ikut berjuang dalam perang Kemerdekaan sehingga mendapatkan gelar veteran yang dikeluarkan melalui SK Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
 
“Almarhum sempat dirawat di rumah sakit sebelum menghembuskan nafas terkahir. Beliau menderita kanker prostat stadium akhir dan bolak balik rumah sakit, karena fisik bagus bapak masih bisa bertahan sampai usia 88 tahun,”ujarnya kemarin.
 
Di mata putra almarhum yang kini masih aktif bertugas di Pangdam XVII/Cenderawasih, sosok almarhum adalah ayah yang tegas dalam mendidik anaknya. Almarhum merupakan sosok membina dan memberikan motivasi tinggi pada delapan anaknya. 
 
“Yang masih berkesan sampai saat ini, beliau pernah mengatakan kalau mau jadi 'orang' harus berusaha maksimal. Bahkan saat masih SMA pernah saya meminta uang, justru disuruh panjat pohon kelapa terlebih dahulu,”ucapnya.
 
Sementara itu Ketua Pepabri cabang Tabanan, Letkol purn. Dewa Nyoman Sukewana mengatakan, almarhum saat perjuangan sangat dekat dengan almarhum I Dewa Made Sregeg (ayahanda dari Dewa Nyoman Sukewana).
“Almarhum sangat aktif dalam setiap pertemuan untuk menyusun strategi mengusir Belanda. Kala itu, rumah saya di Samsam dijadikan base camp,”ucapnya.
       

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami