search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jadi Sopir Taksi, Vera Sering Digoda Penumpang Iseng
Kamis, 12 Mei 2016, 07:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Sepasang suami istri asal Cirebon, Jawa barat, menjadi sopir taksi di sebuah perusahaan taksi di Denpasar Bali. Banyak suka duka yang dialami suami istri ini selama menjadi  sopir taksi. Seperti apa? berikut laporannya. 
 
Rabu (11/5/2016) siang, Vera Heryanti bersama suaminya Vidi Wibistino, tampak berada di pool taksi Blue Bird Sesetan. Keduanya sejak 3 bulan terakhir memang tercatat sebagai pengemudi  taksi Blue Bird Bali.
 
Kepada media, Vera Heryanti menuturkan, ia mulai bergabung sebagai pengemudi taksi Blue Bird  pada bulan Maret 2016 lalu. Awalnya Vera hanya ibu rumah tangga biasa.
 
Vera mengatakan, berbekal kemampuan mengemudi yang dimilikinya sejak di bangku SMA, Vera kemudian  melamar menjadi pengemudi taksi Blue Bird di kantor pool Sesetan Denpasar. 
 
"Karena ingin membantu perekonomian keluarga, saya kemudian iseng melamar sebagai pengemudi  taksi Blue Bird dan diterima," ujar ibu dua orang anak kelahiran Cirebon, 3 Januari 1983. 
 
Vera melamar menjadi pengemudi taksi karena perusahaan tersebut menawarkan jam kerja yang fleksibel, sehingga memungkinkan ia bekerja sambil mengurus rumah tangga.
 
"Dari SMA saya sudah bisa mengemudi, dan saya suka traveling (bepergian). Selain itu, waktunya  juga fleksibel, tidak terikat, bisa atur waktu dengan keluarga, pokoknya enjoy kerjanya,"ujar Vera.
 
Setiap harinya, Vera mulai kerja jam 6 pagi sampai jam 9 malam. Ia sengaja membatasi waktu kerja agar bisa meluangkan waktu untuk kedua anaknya.
 
"Pagi jam 6 ambil mobil, kemudian antar penumpang sebentar. Lalu mampir ke rumah untuk melihat kondisi rumah dan anak anak. Setelah itu ditinggal lagi untuk tarik penumpang," ujar perempuan yang tinggal di daerah Buana Raya, Padangsambian Denpasar ini. 
 
Setiap harinya Vera mencari penumpang di seputaran kota Denpasar, Kuta, Canggu hingga Tabanan. Bahkan ia pernah mengantar tamu atau penumpang hingga Klungkung dan Karangasem.
 
Saat menjalani profesi sebagai pengemudi taksi Blue Bird, banyak suka duka yang dalami Vera.
 
"Pengalaman suka dukanya banyak, ketemu banyak tamu dengan karakter berbeda, ada yang bikin kesel, ada yang bikin senang. Ada yang reseh, ada yg usil, ada yang genit, tanya-tanya hal yang  tidak pantas, suka godain dan sebagainya. Ada yang minta diantar masuk ke jalan sempit untuk masuk mobil,"paparnya.  
 
Menghadapi berbagai karakter tamu, Vera mengaku harus banyak bersabar. Menurutnya, konsumen  harus dilayani dengan baik. 
 
"Kalau ada yang usil, saya tegaskan tugas saya hanya untuk mengantarnya sampai tujuan saja,  yang genit-genit dan usil godain gitu banyak," ujarnya ibu dari Grace Putri Hastino (14 tahun)  dan Vindivi Putra Virantino (6 tahun).
 
Namun selama menjadi pengemudi taksi Bluebird, banyak juga suka yang dialami Vera, antara lain  kenyamanan di tempat kerja dan penghasilan yang lumayan. 
 
"Lingkungan kantor tempat kerja nyaman, dimana pengemudi senior mengayomi yang masih baru atau yunior. Tamu penumpang juga sering kasi tips yang lumayan. Ada yang sebenarnya cukup bayar Rp 40 ribu, bayarnya Rp 100 ribu, sisanya dikasi buat tips. Ada yang cuma harus bayar Rp 100 ribu, ditambahin lagi Rp 100 ribu, katanya buat jajan anak-anak,"ujar vera yang rata-rata per hari berpenghasilan Rp 300 ribu per hari dan Rp 10 juta per bulan sebagai sopir taksi.
 
Tamu atau penumpang sering mempertanyakan kenapa Vera menjadi pengemudi taksi yang dinilai  sebagai pekerjaan berat dan beresiko. Namun Vera menjawab ia bangga dan enjoy dengan profesinya.
 
"Anak-anak saya juga senang dan bangga punya ibu pengemudi taksi. Kata mereka saya hebat,"ujarnya.
 
General Manager Area Blue Bird Group wilayah Bali dan NTB,  dr. Putu Panca Wiadnyana mengatakan di wilayah Bali terdapat 8 pengemudi taksi wanita. Pihaknya tidak membedakan perlakuan antara pengemudi perempuan atau laki.
 
" Perlakuan sama, hak sama, tapi safety atau keamanan pengemudi wanita lebih kita perhatikan.  Waktu kerja mereka fleksibel. kita kasi kebebasan atur waktunya, bisa sambil urus anak. Untuk penghasilan, kita terapkan sistem komisi harian mulai 30, 40, hingga 50 persen dari jumlah setoran harian tergantung jumlah besaran yang disetorkan. Itu belum termasuk bonus bulanan dan bonus hari kerja,"ujarnya.
 
Pengemudi taksi perempuan, jelas Panca, sering menjadi contoh bagi pengemudi laki-laki, dimana pengemudi perempuan punya potensi penghasilan yang lebih tinggi dibanding pengemudi laki.
 
"Dari sisi pelayanan juga terlihat, pengemudi taksi perempuan yang sering mendapat pujian, mungkin karena ibu-ibu jadi lebih peka terhadap konsumen, misal saat ada penumpang ibu-ibu yang  membawa bayi. Itu sering kita jadikan contoh bagi pengemudi lainnya,"pungkasnya.[bbn/psk/ bersambung]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami