Dari Kehancuran Lingkungan Menjadi Destinasi Wisata Pilihan
Senin, 25 Juli 2016,
12:20 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Beritabali.com, Pemuteran. Penerbit panduan perjalanan dan media digital terbesar di dunia, Lonely Planet, menempatkan Pemuteran, Bali, di posisi 7 besar untuk kategori Top 10 Lonely Planet Terbaik Asia 2016. Penghargaan ini diperoleh setelah Pemuteran dan masyarakatnya melewati proses yang panjang.
Sejarah kawasan wisata Pemuteran Buleleng disampaikan oleh perintis kawasan wisata Pemuteran, Agung Prana, belum lama ini.
"Saat saya sampai di desa pesisir Pemuteran Bali Barat tahun 1989 untuk mulai merintis usaha penginapan. Waktu itu kami temukan desa dalam kondisi rusak serius. Di laut, terumbu karang rusak, ikan semua lari ke laut dalam. Sementara di darat, pohon ditebangi hingga gundul,"ujar Agung Prana.
Kerusakan alam itu, tuturnya, diakibatkan oleh kemiskinan masyrakat karena tidak punya pilihan lain untuk menyambung hidup.
"Itulah yang kami temukan tahun 1989, sewaktu mulai merintis usaha akomodasi wisata di Pantai Pemuteran. Pantai juga sangat kotor, karena semua aktivitas warga seperti mandi, cuci, hingga buang air, semua dilakukan di pantai. Sementara laut juga rusak karena penduduk mencari ikan dengan menggunakan bom ikan,"ujarnya.
Bukan perkara mudah untuk mengubah kebiasaan penduduk yang mayoritas berasal dari wilayah Karangasem. Niat baik Agung Prana sering disambut dengan respon negatif dari penduduk pesisir Pemuteran waktu itu.
"Karena belum adanya pemahaman, penduduk sering marah jika saya imbau untuk menghentikan kebiasaan buruknya merusak lingkungan. Kemudian, dengan pendekatan sosial, budaya, spiritual, kami mengajak mereka untuk memperperbaiki potensi besar yang mereka miliki. Kami ajak untuk memperbaiki lingkungan yang rusak, melakuan reboisasi. Dengan pendekatan budaya spiritual, kami buka hati dan pikiran mereka. Biasanya saya ajak mereka bicara di Pura,"jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha Agung Prana menyadarkan masyarakat mulai berbuah. Masyarakat mulai sadar menjaga lingkungannya. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam kondisi minus, kini mulai menikmati manisnya dunia pariwisata. Tak sedikit masyarakat yang memiliki homestay dan usaha pendukung pariwisata lainnya.
"Kita membangun parwisata berbasis masyarakat, kata kuncinya adalah kesadaran dan partisipasi masyarakat. Pariwisata yang memberikan maanfaat buat mereka, kita sepakat prioritas harus diberikan kepada masyarakat,"tegas pria mantan pramuwisata ini.
Terumbu karang yang tadinya rusak kembali pulih. Ikan pun kembali ke pesisir pantai yang ada terumbu karangnya. Sementara reboisasi sudah berhasil kembali menghijaukan perbukitan yang sebelumnya gundul.
Pariwisata Pemuteran kemudian berkembang pesat. Terumbu karang Pemuteran merupakan salah satu yang terkaya di dunia. Sementara di bagian belakang pantai, terdapat jajaran bukit yang hijau.
"Ini memunculkan "living landscape", sehingga Pemuteran menjadi destinasi wisata pilihan. Dari kehancuran lingkungan, kini menjadi destinasi wisata unggulan. Tangkapan nelayan banyak, banyak pekerjaan, ekonomi tumbuh drastis,"ujarnya.
Agung Prana berharap, penghargaan internasional untuk Pemuteran bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Bali, Indonesia, bahkan dunia.
"Sekarang kami telah bekerjasama dengan 13 universitas terkemuka di Amerika Serikat. Mereka belajar tentang marine tourism dan pariwisata yang berbasis masyarakat di Pemuteran,"tutupnya.[bbn/psk]
Berita Buleleng Terbaru
Reporter: bbn/psk