search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Masyarakat Desa Pagi, Upacara Bendera di Tengah Sawah
Rabu, 17 Agustus 2016, 17:05 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

BeritaBali.com, Tabanan. Peringatan detik-detik  proklamasi Hari Ulang Tahu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71  di desa adat pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan berlangsung  di tengah sawah, subak Ganggangan, desa setempat, Rabu (17/8).
 
Puluhan masyarakat setempat   petani, pemuda, pemudi, hingga anak-anak dan mahasiswa KKN Undiksa Singaraja dengan hikmat mengikuti upacara bendera HUT RI ke-71  yang dimulai pukul 09.30 Wita.
 
Bendesa Adat Pagi I Wayan Yastra (44) selaku  pembina upacara, Sedangkan para petugas upacara sebagian besar melibatkan mahasiswa KKN Undiksha Singaraja.  
 
Para peserta upacara tidak mengenakan pakaian seragam. Hanya saja sebagian besar mengenakan topi  agar terhidar dari sengatan matahari. Sedangkan anak-anak sekolah dasar mulai kelas 1 sampai kelas 6 SD juga berpakaian bebas dan kompak memakai topi sekolah. Begitu juga dengan mahasiswa KKN Undiksha Singaraja mereka berpakaian seragam KKN dilengkapi dengan topi rotan.
 
Karena lokasi upacara berlumpur, semua peserta upacara nyeker tidak mengenakan alas kaki berupa sepatu maupun sandal. Upacara yang berlangsung selama kurang lebih 45 menit tersebut berjalan lancar. Hanya saja yang tiga petugas pembawa dan pengerek bendera merah putih tampak sedikit kewalahan. 
 
Karena harus berjalan di lumpur sepanjang 8 meter. Petugas yang semuanya berasal dari mahasiswa KKN Undiksa Singaraja, harus ekstra hati hati karena kedalaman lumpur cukup lumayan sekitar 15 centimeter. Namun dengan persiapan yang matang, dan gladi yang dilakukan sebanyak  2 kali sebelum upacara dan 1 kali sebelum hari H, pelaksanaan upacara di tengah sawah itu pun berlangsung lancar.
 
Bendesa Adat Pagi I Wayan Yastra (44) usai menjadi Pembina upacara mengatakan tujuan upacara digelar di tengah sawah adalah selain untuk menumbuhkan semangat patriotisme bagi generasi muda di desa adat pagi khususnya juga bagi  generasi muda di Indonesia. Upacara ini  juga bertujuan untuk menghormati jasa  para pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raga sehingga negara ini bisa merdeka. 
 
“Kami sengaja laksanakan di tengah sawah agar anak-anak muda tidak meninggalkan budaya bertani. Karena bertani sudah mulai ditinggalkan anak muda di jaman sekarang ini,” tandasnya. 
 
Jasa petani pada kelangsungan kehidupan sangatlah besar. Untuk itu pemuda pemudi dan generasi muda diajak agar kembali mencintai dunia pertanian. Mengingat sebagain besar warga di desa adat pagi adalah petani.[bbn/nod/psk] 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami