search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Atasi Pengangguran Intelektual, Pemprov Tempuh Berbagai Upaya
Jumat, 20 Januari 2017, 11:00 WITA Follow
image

Pelaksanaan job fair atasi pengangguran intelektual.[ist]

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pelaksanaan Sarasehan Ketenagakerjaan yang mengangkat tema “Siapakah yang Menganggur di Bali?" yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu telah mengungkap tingginya pengangguran intelektual di Bali. Pemprov Bali pun melalui program Bali Mandara telah menempuh sejumlah kebijakan untuk menyikapi persoalan ini. Kebijakan yang telah dilaksanakan antara lain merekrut lulusan sarjana untuk mendukung pelaksanaan program unggulan Bali Mandara yaitu Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) hingga penguatan adat dan budaya.  
 
Karo Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra yang ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini menerangkan bahwa selain bertujuan membangkitkan kembali sektor pertanian, Program Simantri juga dimaksudkan untuk mengurangi jumlah pengangguran intelektual, khususnya yang berlatar belakang sarjana lingkup pertanian. Tanpa bermaksud mengecilkan keberadaan lulusan lingkup pertanian, faktanya mereka tak mudah mendapatkan pekerjaan di jalur formal. Ditambah poa pikir sarjana pertanian yang tak mau menekuni bidang agraris juga menjadi faktor pemicu bertambahnya pengangguran intelektual. 
 
Lebih lanjut, dijelaskan, menyesuaikan dengan kondisi anggaran, Pemprov Bali kemudian merekrut 200 sarjana pertanian untuk ditempatkan pada unit Simantri yang tersebar di seluruh Bali. Mereka ditugaskan melakukan pendampingan bagi Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) yang mendapat bantuan Program Simantri. Pendampingan yang mereka lakukan diharapkan dapat mengarahkan anggota Gapoktan agar lebih kreatif dan memotivasi guna mendapatkan manfaat yang optimal dari program ini. Lebih dari itu, sentuhan teknologi pertanian dalam program Simantri juga diharapkan mampu menggugah minat generasi muda, khususnya sarjana pertanian untuk menekuni bidang ini. 
 
"Simantri merupakan program terintegrasi dengan prinsip zero waste. Dalam artian, hasil sampingan seperti kotoran dan kencing sapi bisa disulap menjadi rupiah. Kotoran diolah menjadi biogas dan kompos, sedangkan air kencing diolah menjadi biourine,” ujar Dewa Mahendra.  Selain merekrut sarjana lulusan lingkup pertanian sebagai pendamping Simantri, Pemprov juga merekrut Sarjana Bahasa Bali yang ditugaskan sebagai Penyuluh Bahasa Bali. Ditempatkan di tiap Desa Pakraman, keberadaan mereka menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian adat dan budaya, khususnya Bahasa Bali. 
 
Pada bagian lain, Pemprov Bali melalui Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral (Disnaker dan ESDM) juga mengadakan Pemberdayaan TKS (Tenaga Kerja Sarjana). Program pusat yang dilaksanakan sejak tahun 2012 ini merekrut lulusan sarjana dan ditugaskan melakukan pendampingan bagi kelompok usaha. Melalui program ini, mereka memperoleh kesempatan melakukan pendampingan selama delapan bulan. Hingga tahun 2016 jumlah sarjana yang direkrut telah mencapai 150 orang. 
Pada bagian lain, Pemprov Bali juga meluncurkan kredit bunga ringan bagi mereka yang tertarik bekerja di kapal pesiar namun masih terkendala pembiayaan. Masih terkait dengan bidang kapal pesiar, di tahun 2017 ini Disnaker dan ESDM juga menggelar program pelatihan pengangguran berbasis pengguna kapal pesiar. Dibiayai dengan dana APBD, Pemprov memberi kesempatan bagi lulusan SMP, SMA/SMK sederajat untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan pemagangan.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami