Pameran Budaya dan Bursa Keris Nusantara Ditutup
Kamis, 16 Februari 2017,
15:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Tabanan. Wakil Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya menerima Keris Naga Kemanten Tangguh Mojopahit dari Penglingsir Puri Anom Tabanan I Gusti Ngurah Raka Wiratma, saat menutup Pameran Budaya dan Bursa Keris Nusantara di Puri Anom Tabanan Selasa (14/02) malam kemarin.
[pilihan-redaksi]
Pameran Budaya dan Bursa Keris Nusantara yang diprakarsai oleh Forum Pelestari Budaya Tabanan dan Komunitas Setyaki 9 Denpasar telah berlangsung dari tanggal 10 dan tanggal 14 Pebruari 2016 malam.
Pameran Budaya dan Bursa Keris Nusantara yang pertama ini, diikuti peserta dari Madura, Semarang, Solo, Lombok, Surakarta, Madura, Singosari dan Surabaya, dengan memamerkan sekitar seribu lebih keris. Dan yang menjadi istimewa adalah dengan ikut dipamerkannya keris pajenengan Puri Anom Tabanan, Puri Kerambitan dan Keris Pajenengan Puri Tabanan.
AA Ngurah Panji Astika selaku Ketua Umum Forum Pelestari Budaya Tabanan mengatakan pameran ini bertujuan untuk membangun budaya dimana salah satunya adalah budaya adi luhung keris. Perkembangan zaman dan sinetron seolah-olah keris identik dengan dukun, identik dengan klenik, identik dengan hal-hal magis.
"Padahal tidak, keris peninggalan budaya adi uhung bangsa kita, disana ada teknik metalogi yang tinggi, serasa seni budaya yang tinggi, ketekunan yang tinggi, ditambah filsafat- filsafat yang tinggi, jadi disitu sebenarnya sebuah masterface mahakarya sehingga UNESCO aja memberikan penghargaan khusus pada keris, sementara kita yang muda-muda meningalkan keris. Nah kita ingin mengembalikan itu kepada anak muda. Ayo kita kembali mencintai budaya salah satunya keris ini lho,” beber Ngurah Panji.
[pilihan-redaksi2]
Ngurah Panji berharap adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Tabanan dalam membudayakan keris, sehingga pameran budaya dan bursa keris Nusantara bisa menjadi agenda tahunan.
“Kita sih harapkan nanti kepada Pemda mendukung hal ini, bagaimana membudayakan keris itu, kalo bisa satu orang punya satu keris lah. Karena keris ini nanti akan jadi jejeneng, pejenengan ya. Menjadi simbol dari orang tua yang diwariskan kepada anaknya. Jadi itu simbol-simbol yang kecil, yang padat. Padat sekali dalam satu keris itu.Menjadi simbol yang diwariskan kepada anak. Karena disana ada budaya, ada seni, ada teknologi, ada ketekunan, ada tapa brata, segala macam. ada filsafat- filsafat hidup yang sangat adi luhung,” Ungkap Ngurah Panji. [rls/wrt]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -