Hadapi Isu Meningitis, Sejumlah Ahli Telah Diterjukan
Senin, 20 Maret 2017,
09:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Pada kesempatan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) Di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Sabtu (19/3), Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyinggung pula upaya Pemprov Bali dalam mencegah meluasnya penyebaran penyakit meningitis streptococcus suis (MSS) yang ditularkan melalui babi.
Pihaknya menyatakan telah memberi perhatian serius terhadap kasus ini dengan menerjunkan sejumlah ahli yang berkompeten di bidang kesehatan. Para ahli saat ini tengah bekerja di lapangan.
[pilihan-redaksi]
Pada bagian lain, Pastika juga mengingatkan masyarakat juga ikut proaktif dalam upaya pencegahan penyakit ini.
“Daging harus dimasak dengan benar. Bagi peternak, selalu jaga kebersihan kandang dan proses pemotongan juga harus mengikuti kaidah yang berlaku. Jika semua proses itu diindahkan, saya yakin bisa dicegah,” imbuhnya.
Selain pernyataan dari Pastika, upaya pencegahan MSS memang menjadi trending topic pada pelaksanaan PB3AS kali ini. Sejumlah pihak berkompeten di bidang kesehatan sepakat bahwa pola hidup bersih dan sehat serta cara memasak daging yang benar merupakan kunci untuk mencegah penularan bakteri ini.
Kasi Survelensi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. IGA Raka Susanti,M.Kes yang menjelaskan bahwa MSS bisa ditularkan melalui binatang berkaki empat seperti babi, kucing dan anjing.
"Hewan yang telah terinfeksi tak boleh dikonsumsi," ujarnya.
Lebih dari itu, masyarakat juga disarankan untuk mengolah daging dengan cara yang benar. Sebab, bakteri MSS diyakini akan mati jika daging direbus dalam suhu lebih dari 60 derajat selama 60 menit. Selain itu, saat mengolah daging, pastikan tangan tidak dalam keadaan luka. Jika hal itu diperhatikan, dia yakin penyebaran bakteri ini dapat dicegah.
"Jangan takut makan daging, khususnya babi. Sepanjang dimasak secara benar," ujarnya seraya mengingatkan masyarakat untuk segera datang ke pusat kesehatan jika mengalami gejala MSS seperti demam, sakit kepala, penurunan kesadaran dan gangguan pendengaran.
Hal senada diutarakan Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar drh. I Wayan Masa Tenaya. Dalam orasinya dia menegaskan bahwa bakteri MSS sejatinya bisa diobati. Untuk itu, pihaknya sangat berkepentingan untuk memperoleh sampel bakteri MSS untuk diuji di laboratorium.
"Melalui proses pengujian, selanjutnya kita berharap dapat menemukan formula yang tepat untuk pembuatan vaksin," imbuhnya.
Masih terkait upaya pencegahan MSS, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali drh. Nata Kusuma menekankan pentingnya upaya pemeliharaan hewan secara baik.
"Sebenarnya tak hanya MSS, jika kita tak memelihara lingkungan secara baik, banyak sumber penyakit yang menjadi ancaman. Sumbernya macam-macam, bisa bakteri, virus dan parasit dan bahan kimia," imbuhnya.
Untuk itu, dia menghimbau masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan merawat hewan peliharaan dengan baik.
[pilihan-redaksi2]
"Jika kita merawat hewan peliharaan dengan baik, niscaya penyebaran penyakit seperti MSS bisa ditangkal," imbuhnya.
Khusus terkait penyebaran MSS melalui babi, Nata Kusuma membeber sejumlah ciri jika hewan terinfeksi.
"Ciri-cirinya, babi mengalami gangguan persendian sehingga jalannya terseok-seok dan akan gelisah. Jika menemukan ciri-ciri seperti itu, segera hubungi petugas kesehatan hewan dan jangan dijual pada pengepul," ulasnya. [rls/wrt]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -