Kasus LPJ Culik Tersendat Isu Dualisme Kepemimpinan
Kamis, 8 Juni 2017,
11:45 WITA
Follow
beritabali.com
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Beritabali.com, Karangasem. Kasus dugaan penggelembungan dana LPJ Karya Dalem Setra Culik berbuntut panjang pada isu dualisme kepemimpinan desa adat Culik.
Akibat dualisme kepemimpinan, mantan Kelihan Desa Adat Culik Pasek Bujawan tidak mau menyerahkan catatan data aset-aset desa kepada Bendesa Adat yang baru yaitu Gede Degeng.
[pilihan-redaksi]
Kelihan Dadia Arya Tegeh I Nyoman Alit Suparsa mengatakan Kelihan Adat Culik yang sah dan diangkat melalui pauman agung oleh BMD Adalah I Gede Degeng.
"Masalah ini berawal dari munculnya nama Wayan Suantara sebagai Plt pada saat digelarnya rapat kordinasi tentang upacara mejaye-jaye dalam pelantikan I Gede Degeng sebagai Kelihan Desa Adat Culik. Pada saat itu ada usulan karena istri Gede Degeng meninggal dunia maka dianggap tidak bisa menjadi kelihan. Itu karena syarat untuk menjadi kelian salah satunya yaitu warga marep," sebutnya, Rabu (7/6).
Menurutnya, sekalipun istri kelihan meninggal dunia tetep masuk warga marep.
"Ini akan menjadi berbeda apabila Kelihan Adat yang meninggal dunia, barulah dicarikan Plt,” tambahnya.
Suparsa menganggap Plt. Wayan Suantara tidak sah karena yang bersangkutan tidak diangkat oleh BMD melalui paruman agung. Selain itu usulan Plt. tersebut malah datang dari warga yang mengaku sebagai tokoh masyarakat.
"Padahal mereka ini adalah mantan prajuru yang sebelumnya dilengserkan warga. Karena didesak terus sehingga Putu Sudita selaku ketua BMD saat itu, tidak bisa mengelak dan langsung menunjuk Suantara menjadi Plt," sebutnya.
Ketua BMD Desa Adat Culik baru I Gede Parta Yadnya menyatakan pengangkatan Plt. tersebut tanpa SK.
"Penunjukan Plt juga sudah dianulir BMD, bahkan ketua BMD saat itu I Putu Sudita mengundurkan diri dan digantikan oleh saya," sebutnya. [igs/wrt]
Berita Karangasem Terbaru
Reporter: -
Iklan Sponsor
Iklan Sponsor
Iklan Sponsor
Iklan Sponsor
