search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Lebih Jauh Aktivitas Oral Seks [part 2-habis]
Selasa, 25 Juli 2017, 07:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Seks oral akhirnya dijadikan salah satu "menu" dalam dunia hiburan seks dan jasa seks komersial. Atau jasa kesenangan lain yang diselesaikan lewat aktivitas seksual, misalnya layanan pijat di spa plus. Istilahnya adalah bagian "happy ending"nya.
 
Biasanya pilihannya bisa seks oral atau blowjob, bisa dimasturbasikan dengan tangan atau handjob, atau sering juga kombinasi keduanya.
 
Lalu apakah blowjob itu sehat? Apa ada risikonya?
 
"Prinsipnya, seks oral atau blowjob pun saat dilakukan tetap memunculkan gesekan-gesekan yang bisa memunculkan mikrolesi atau lecet-lecet kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Walau ada air liur yang bisa menjadi pelumas alami, tetapi saat gesekan mulut dan kelamin terjadi, jika salah satu pihak mengidap infeksi, baik itu di kelamin ataupun di area mulut, lidah dan rongga mulut, infeksi yang ada memiliki kemungkinan tertular ke pasangan seksualnya," jelas dr Oka Negara, FIAS, Dosen Fakultas Kedokteran Udayana dan Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia cabang Denpasar, kepada beritabali.com.
 
Menurut Oka Negara, jika seorang perempuan pekerja seks melakukan blowjob pada seorang laki-laki yang mengidap sifilis atau gonore, si perempuan bisa tertular. Bisa terjadi keradangan di mukut dan tenggorokan misalnya. Itu disebut sifilis oral, juga satu lagi faringitis gonoroika.
 
Perempuan ini selanjutnya dapat menularkan ke pelanggan lain yang menjadi pasangan seksualnya. Berikutnya, si pelanggan yang tertular, bisa menularkan lagi ke istrinya di rumah.
 
Memang kemungkinan penularan lebih kecil dibanding penularan dari hubungan seksual penetratif, tetapi blowjob yang berganti pasangan tetap memiliki risiko infeksi.
 
"Jadi, sebenarnya jika ingin melakukan blowjob, pastikan dulu pasangan tidak mengidap infeksi, baik di kelamin dan juga di mulut dan rongga mulut. Jika kelamin sedang infeksi, luka, meradang, ada cairan abnormal keluar, sebaiknya periksa ke dokter dan jangan dulu melakukan hubungan seksual, termasuk tidak melakukan blowjob,"ujarnya.
 
Demikian pula, jika mulut dan rongga mulut, termasuk tenggorokan, mengalami infeksi, bengkak meradang, perlukaan, sariawan, sebaiknya tidak dulu melakukan blowjob.
 
"Jika itu terjadi, selalu ingat konsultasikan dulu ke dokter, dan jika ingin memastikan apa yang bisa dilalukan untuk memaksimalkan aktivitas seksual, dapat berkonsultasi dengan dokter yang paham ilmu seksologi,"pungkasnya.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami