search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Produk Pertanian Lokal Mulai Diserap Hotel, Mutu Masih Menjadi Kendala
Kamis, 5 Oktober 2017, 11:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Badung. Komoditas pertanian produksi lokal berangsur-angsur mulai masuk ke menu sajian hotel di Bali. 
 
Beberapa pelaku usaha hotel yang sempat ditemui di daerah Kuta dan Kerobokan, Badung beberapa hari yang lalu menyampaikan, memang sampai saat ini produk pertanian sudah banyak yang terserap di hotel mulai dari, beras Bali, brokoli, wortel, buah-buahan dan lain-lainnya. Akan tetapi, hotel dalam hal ini memang mencari produk yang paling bagus. Dan masih saat ini banyak juga produk-produk pertanian lokal yang tidak bisa masuk hotel, disebabkan oleh beberapa faktor, pertama mutu produk sering kurang bagus, kurangnya layanan supplier serta metode pembayaran yang masih kaku.
 
[pilihan-redaksi]
Menangapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Putu Oka Swadiana, Rabu,(4/10) di Mengwi, Badung menyampaikan, pihak Pemkab Badung melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung telah melakukan berbagai upaya seperti, memberi pelatihan-pelatihan, pembinaan-pembinaan yang rutin kepada petani untuk peningkatan pengetahuan, serta keterampilan menangani pasca panen. Dengan demikian kualitas produk yang dihasilkan para petani kan lebih baik. 
 
"Selain memberi pelatihan-pelatihan dan  pembinaan-pembinaan kami juga melakukan penerapan program One Village One Produk (OVOP) misalnya, seperti  Asparagus di Kecamatan Petang adalah yang terbaik di Asia," paparnya.
 
Dilanjutkan, karena areal garapan petani kurang luas jadi sering para petani mengalami kendala dalam pemenuhan jumlah produk hasil pertanian yang diminta oleh para pihak hotel.
 
"Yang sering terjadi masalahnya, adalah countinueitas produk agar terus berkesinambungan masih menjadi kendala para petani," jelasnya.
 
Disampaikan, mengenai pembayaran memang sering terjadi ketidak sepahaman. Disatu pihak petani menginginkan pembayaran cash akan tetapi hotel-hotel berkeinginan dibayar bulanan bahkan ada yang mencapai 3 bulanan.
 
"Terkait pembayaran memang sulit, karena petani masih lemah di permodalan mereka sebagian besar maunya cash," pungkasnya. [bpc/aga]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami