Tahun 2017 Ekonomi Bali Tumbuh 5,59 Persen
Sabtu, 10 Februari 2018,
05:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Hizbullah, Jumat 9 Februari 2018 di Nusa Dua, Badung mengatakan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali tahun 2017 mencapai 5,59 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,07 Persen. Sektor jasa keuangan yang terdiri dari industri perbankan, baik bank umum maupun BPR, industri keuangan non bank dan pasar modal, turut berkontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Bali.
Sedangkan untuk di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, sektor perbankan masih memiliki peran terbesar dalam sektor jasa keuangan selama tahun 2017. Sektor ini tumbuh signifikan dengan berbagai indikator kinerja yang terus membaik, antara lain volume usaha yang diukur dari nilai total aset meningkat sebesar Rp 17,82 triliun atau tumbuh 9,89 persen (yoy) menjadi Rp.197,98 triliun di bulan Desember 2017.
Peningkatan aset perbankan tersebut ditopang oleh peningkatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 146,18 triliun, tumbuh sebesar 10,51 persen (yoy), lebih tinggi dari perumbuhan DPK nasional yang tercatat 9,35 persen (yoy)-( Year over Year/Dari Tahun ke Tahun).
"Tahun 2017 bukanlah tahun yang mudah disertai dengan bencana alam erupsi Gunung Agung, namun berkat koordinasi kebijakan dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan otoritas perekonomian, imbas negatif dari tekanan perlambatan ekonomi global dan dampak bencana alam tersebut dapat dikendalikan. Bahwa secara regional, perekonomian Provinsi Bali bertumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan kondisi perekonomian nasional," jelasnya.
Dilanjutkan, fungsi intermediasi perbankan yang semakin baik juga tercermin dari penyaluran kredit perbankan di wilayah Bali dan Nusra tahun 2017 sebesar Rp 145,7 triliun atau tumbuh sebesar 9,66 persen dan lebih tinggi dari pertumbuhan kredit perbankan nasional yang tercatat sebesar 8,35 persen.
"Dari sisi risiko kredit perbankan, dapat dilaporkan bahwa pengelolaan risiko kredit perbankan di Bali dan Nusra pada tahun 2017 masih terkendali. Rasio NPL perbankan di Provinsi NTB hanya sebesar 1,62 persen dan NTT sebesar 2,18 menurun dibandingkan posisi tahun 2016 dan berada di bawah rasio NPL nasional.
Rasio NPL perbankan di Provinsi Bali pada tahun 2017 sebesar 3,42 persen, meningkat dari tahun lalu yang tercatat sebesar 2,42 persen dan berada di atas NPL Nasional yaitu 2,59 persen, namun masih dibawah batas ambang 5 persen," ujarnya.
Dikatakan, pertumbuhan di 2017 tidak hanya berasal dari sektor perbankan. Kinerja di sektor lain selain perbankan yaitu sektor pasar modal dan IKNB juga menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan tersebut antara lain meliputi peningkatan jumlah investor di pasar modal dan jumlah piutang pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan.
"Jumlah investor saham yang tercermin dari jumlah Single Investor Identification (SID) selama tahun 2017 meningkat dari 13.041 investor di Quartal I-2017 menjadi 15.544 investor pada Desember 2017 atau bertambah 2.503 investor. Selain itu, jumlah piutang pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan di wilayah Bali dan Nusra tahun 2017 meningkat sebesar Rp 1,6 triliun (15,12 persen-yoy) yaitu dari Rp 10,9 triliun menjadi Rp 12,56 triliun.
Begitu pula dengan total aset Dana Pensiun, Jamkrida, dan modal ventura juga mengalami peningkatan," papar Hizbullah.
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/aga