search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Seorang Anak di Karangasem Suspek Virus JE Dirujuk ke Sanglah
Rabu, 18 April 2018, 19:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com.Karangasem, seorang anak berusia 6 tahun asal Banjar Garia, Desa Bugbug, Karangasem dicurigai (suspect) terkena virus Japanis Encephalitis (JE). Kejadian bermula pada tanggal 6 Maret 2018 lalu. Saat itu, anak yang baru pulang dari sekolah TK dan mengeluh sakit kepala kepada ibunya Komang Jasri Widiantarai. Kondisi anak tersebut malah semakin memburuk menjelang sore hari dimana suhu badannya menjadi panas.
 
[pilihan-redaksi]
Karena hawatir, orang tuanya lantas membawa ke bidan terdekat. Kemudian setelah diberikan obat penurun panas, ternyata kondisinya tak kunjung membaik bahkan panas tubuhnya justru semakin tinggi hingga 40 derajat celcius.
 
Maka dari itu, ia lantas dilarikan ke dokter spesialis disana juga diberikan beberapa obat namun alhasil tetap saja tidak ada perubahan. Kemudian pada tanggal 8 Maret, dia dilarikan kerumah sakit umum Karangasem.
 
Menurut Ni Wayan Kariasih selaku bibi dari anak tersebut, saat ditemui di rumahnya membenarkan bahwa keponakannya terjangkit virus JE dan saat ini sedang menjalani kontrol ke RSUP Sanglah seminggu dua kali. Sebelum dirujuk ke RSUP Sanglah, dia sempat dirawat selama seminggu di RSU Karangasem. Kebetulan saat itu, sebuah Yayasan melihat kondisi keponakannya tersebut yang sudah lemas nyaris seperti koma. 
 
Saat itulah, salah satu orang dari yayasan menganjurkan agar anak itu dibawa ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan karena sebelumnya di RSUD Karangasem dianggap kurang maksimal mendapatkan penanganan.
 
Setelah kurang lebih 24 hari mendapat perawatan di RSUP Sanglah, akhirnya ia diajak pulang dan dirawat jalan. Saat ini ia belum sepenuhnya bisa menggerakkan anggota badannya, hanya sebatas mengangkat tangan saja. Bahkan untuk makan ia harus menggunakan alat bantu selang itupun hanya susu saja.
 
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2PP) Diskes Karangasem, I Ketut Subawa saat ditemui mengatakan, untuk di Dinas Kesehatan sendiri ada surveilen untuk jenis penyakit menular, salah satunya JE.
 
[pilihan-redaksi2]
Dirinya mengakui memang ada warga yang dimaksud tersebut sempat dibawa ke RS Karangasem dan sudah dilakukan tahapan pengobatan sesuai standar prosedur (SOP). Disamping itu, lanjutnya Dokter spesialis di Karangasem dikatakan Subawa bisa menangani virus JE, namun pihak keluarga yang ingin agar dirawat ke RSUP Sanglah.
 
"Ya beberapa hari lalu kita sempat datang kerumahnya melihat kondisinya dan saat itu masih dalam suspek JE, belum positif terjangkit JE," ujarnya.
 
Kasus yang sama juga sempat terjadi sebelumnya, yakni pada tahun 2015 dimana ada seorang asal Dusun Kastala, Bebandem suspek JE, selain itu tahun 2016 juga ada warga dari Padang Kerta terkena kasus yang sama namun hanya sebatas suspek saja.
 
Terkait vaksinasi virus JE, dirinya mengatakan pada bulan Maret sampai April dilaksanakan kampanye serentak khusus di Bali dan sampai saat ini, masih dalam tahap pelaksanaan. Di Karangasem sudah dilakukan sebanyak 91,54% atau pada 91.823 balita rentan umur 9 bulan sampai 15 tahun dari total 100.308 orang yang sudah mendapatkan vaksin JE itu sendiri. Bahkan diakuinya untuk tenaga medis dalam melaksanakan imunisasi fasksin JE tidak kekurangan tenaga. Untuk itu, pihaknya menyimpulkan tidak ada istilah jika sampai anak anak terlambat mendapatkan vaksin tersebut. (bbn/igs/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami