Hujan Abu di Rendang Dipastikan Berasal dari Tumpukan Lava Gunung Agung
Senin, 11 Juni 2018,
17:30 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Beritabali.com,Karangasem. Fenomena hujan abu menyerupai pasir yang turun di sejumlah wilayah pasca erupsi Gunung Agung pada Minggu malam (10/06) sekitar pukul 22.14 wita tersebut berasal dari tumpukan lava yang berada di Kawah Gunung Agung.
[pilihan-redaksi]
Hal inilah yang menyebabkan hujan abu yang turun di wilayah Rendang seperti di Desa Pempatan Dusun Pemuteran, Puragae dan wilayah sekitarnya turun hujan abu berukuran lebih besar yang menyerupai pasir berwarna kehitaman.
Hal inilah yang menyebabkan hujan abu yang turun di wilayah Rendang seperti di Desa Pempatan Dusun Pemuteran, Puragae dan wilayah sekitarnya turun hujan abu berukuran lebih besar yang menyerupai pasir berwarna kehitaman.
Menurut Kasubid Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Dr. Devi Kamil Syahbana ketika dikonfirmasi terkait hal tersebut mengatakan, bahwa fenomena tersebut memang hujan pasir yang berasal dari tumpukan lava di dasar kawah terdorong naik oleh letusan malam tadi.
"Iya itu hujan pasir berasal dari tumpukan lava di dalam kawah," ujarnya Senin (11/6).
[pilihan-redaksi2]
Sementara itu, sempat ditanya apakah mungkin terjadi erupsi susulan, dirinya menjawab untuk erupsi suaulan masih mungkin terjadi. Oleh karena itu PVMBG masih melarang aktivitas dalam radius 4 km dari puncak kawah Gunung Agung.
Sementara itu, sempat ditanya apakah mungkin terjadi erupsi susulan, dirinya menjawab untuk erupsi suaulan masih mungkin terjadi. Oleh karena itu PVMBG masih melarang aktivitas dalam radius 4 km dari puncak kawah Gunung Agung.
Sementara itu, berdasarkan periode letusan yang terjadi sebelumnya, Devi Kamil memperkirakan letusan Gunung Agung terjadi setiap 10 hari sekali, seperti pada tanggal 19 Mei, 29 Mei dan sekarang tanggal 10 Juni 2018 kembali terjadi erupsi. Kendati demikian hitungan tersebut menurutnya hanya sebatas perkiraan semata bukan hitungan pasti paling tidak bisa diantisipasi sehingga tidak mengagetkan.
"Setiap 10 harian terjadi erupsi, ya bukan hitungan pasti tapi setidaknya kita bisa antisipasi dan tidak kaget jika kembali erupsi," tandasnya. (bbn/igs/rob)
Berita Karangasem Terbaru
Reporter: -