Tokoh Pariwisata Bali Agung Prana Tutup Usia
Minggu, 8 Juli 2018,
19:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
BeritaBali.com, Tabanan. Bali kehilangan salah satu tokoh pariwisata dalam pelestari terumbu karang yakni I Gusti Agung Prana. Pendiri Yayasan Karang Lestari, di Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng ini tutup usia pada Jumat (6/7) sekitar pukul 23.00 Wita.
Tokoh pariwisata asal Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ini sempat dirawat di Wings Amerta Rumah Sakit Sanglah Denpasar karena menderita diabetes dan kanker getah bening.
Jenazah I Gusti Agung Prana kini diberada di rumah duka Jero Gede Bakungan Banjar Umabian, Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan.
Anak kedua almarhum, I Gusti Agung Bagus Mantra (44), Minggu ( 8/7/2018) mengatakan dudonan taua rangkaian upacara Almarhum ayahnya yakni upacara nyiramin dilakukan pada Wrespati Pon Klurut, Kamis (12/7) mendatang. Kemudian upacara pelebon dilakukan pada Saniscara Manis, Merakih, Sabtu (21/7) mendatang di Setra Banjar Umabian, Desa Peken Belayu, Marga, Tabanan. "Di hari Nyiramin 12 Juli itu, tepat hari ulang tahun aji tiyang," terangnya.
Bagus Mantra menuturkan ayahnya sempat mendapatkan perawatan di Wings Amerta RSUP Sanglah Denpasar selama tiga hari karena diabetes. Disamping itu juga menderita kanker getah bening yang sudah dideritanya sejak tahun 2009.
"Kanker sudah pernah terdektesi hilang mungkin karena usia tumbuh lagi. Kalau penyakit diabetes sudah diderita sejak tahun 2002 awal Bom Bali pertama," jelasnya.
Ia juga menuturkan ketika dilarikan ke rumah sakit memang kondisi sang ayah sangat drop. Dilihat diraut wajah dan kaki sang ayah sudah tidak ada tenaga. Akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Bros lalu dikirim ke Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
"Selama sakit ayah tinggal sama kami di Sanur kalau masih sehat memang sering tinggal di Tabanan dan di Pemuteran," imbuh Gus Mantra sapaan akrabnya.
Ia mengaku almarhum, adalah sosok ayah yang live mentor. Pria Tipe orang yang sangat terbuka dalam memberikan ilmu. Biasanya ilmu itu disampaikan lewat undangan seminar yang diberikan sebagai pelaku pariwisata. Almarhum juga sosok orang yang fokus dalam melakukan konsep yang telah dirancang.
"Bapak selalu menanamkan pada kami dan kolega bagaimana pariwisata menjadi sebuah alat utama untuk konservasi budaya dan lingkungan," beber Gus Mantra.
Selain itu menurut Gus Mantra konsep yang dicita-citakan sang ayah kedepanya ingin menyempurnakan destinasi Pemuteran terutama dari Infrastruktur. Apalagi masyarakat setempat sekarang sangat konsen menjaga terumbu karang. Tidak hanya itu sektor lain mulai konsen dijaga. Seperti dari segi adat budaya dan tatanan aturan di desa sudah teraplikasi.
"Cita-cita besar bapak memang ingin menyempurnakan terus infrastruktur Pemuteran sehingga menjadi museum pariwisata pemberdayaan masyarakat," beber Gus Mantra.
Gung Prana meninggalkan istri tercinta, I Gusti Ayu Arini, dan tiga orang anaknya, I Gusti Agung Desi Pertiwi, I Gusti Agung Agus Mantra, dan I Gusti Agung Ngurah Kertiasa, serta 10 orang cucu.
Adapun penghargaan yang sempat diraih almarhum, mulai dari peraih Liputan 6 Awards 2017. Bahkan penghargaan terbesar yakni penghargaan dunia sempat didapat The Equatoe Prize dan UNDP Special Award yang diserahkan di Rio de Janeiro Brasil tahun 2012. Selanjutnya Tri Hita Karana Award untuk Yayasan Karang Lestari tahun 2011, dan yang teranyar penghargaan Tourism for Tomorrow Awards 2018.
Kondisi Desa Pemuteran saat ini tidak terlepas dari peran I Gusti Agung Prana. Dimana dulu kondisi disana sangat kering dan rusak. Banyak nelayan yang menangkap ikan dengan cara dibom sehingga merusak terumbu karang. Karena merasa prihatin Gung Prana ingin memperbaiki keadaan tersebut.
Namun perjalanan untuk memperbaiki hal itu sangat sulit dilakukan. Banyak warga yang menentang tidak setuju dengan saran yang disampaikan Gung Prana. Akhirnya setelah diajak berkoordinasi masyarakat mulai mendengarkan. Lalu Gung Prana pun mengundang para ilmuan untuk menguji coba penanaman terumbu karang dengan metode biorock. Berkat metode ini hektaran terbumbu karang terselamatkan.
Kini Desa Pemuteran merupakan daftar destinasi terbaik dunia. Berkat inilah berbagai penghargaan didapatkan Gung Prana. Meskipun ia dulu sempat bersekolah di Akademi Pariwisata hanya dua semester saja.
Sementara itu suasana di rumah duka nampak keluarga silih berganti berdatangan untuk berbela sungkawa. Begitu pula karangan bunga dari berbagai instansi sudah memenuhi sudut rumah I Gusti Agung Prana. Dan persiapan upacara sudah dilakukan pihak keluarga.[bbn/nod/psk]
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/nod