Melestarikan Kebudayaan Dapat Menjadi Upaya Memperkuat Pembangunan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Upaya melestarikan, memperkuat, memperhatikan dan memajukan kebudayaan dapat menjadi salah satu jalan untuk memperkuat pembangunan. Apalagi pembangunan selama ini lebih bersifat fisik dan terpaku mengejar pertumbuhan semata. Bila target pertumbuhan tidak tercapai atau disaat terjadi penurunan hasil, maka akan memicu pembukaan lahan yang lebih banyak.
Hal itu mengemuka dalam Sarasehan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 2018, Selasa (10/7) di gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar. Menurut Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilman Farid, kalau hanya itu melulu jadi pokok perhatian, maka akan ada banyak dimensi lain yang tertinggal.
“Jalan keluarnya ialah dengan terus memperkuat, memperhatikan, melestarikan dan memajukan kebudayaan,” papar Hilham Farid saat tampil sebagai Keynote Speaker dalam Sarasehan PKB ke-40. Hanya saja Farid tidak menjelaskan secara rinci bagaimana strategi untuk memperkuat, memperhatikan, melestarikan dan memajukan kebudayaan tersebut.
Lebih jauh Hilman Farid mengatakan Bali adalah ujung tombak yang memajukan kebudayaan. Tetapi Farid tidak ingin berbicara banyak soal itu, karena budaya sudah menjadi kehidupan sehari-hari orang Bali.“Berceramah seperti ini di Bali sama saja seperti menggarami laut,” ucap Hilman Farid. Akhirnya Farid lebih banyak berbicara tentang implementasi budaya. Dirinya pula menyinggung UU No 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan disahkan 21 April 2017 silam. Undang-undang itu sejatinya menjadikan kebudayaan sebagai arus utama dalam pembangaunan.
Sarasehan ini juga menampilkan tiga pembicara yakni Bupati Buleleng,Rektor UNUD, dan Rektor ISI Denpasar. Materi dari Bupati Buleleng terkait mengonstruksi linkage secara simbiosis positif antara Kebudayaan dan pariwisata menuju kemajuan seimbang dan berkelanjutan di Kabupaten Buleleng. Adapun Rektor UNUD membahas strategi antisipasi berbasis PIP kebudayaan terhadap peluang di tahun prestasi, tantangan di tahun politik dan kemajuan tahun kebudayaan. Sementara Rektor ISI mengutarakan Strategi Disrupsi Pemajuan Kebudayaan dalam Tahun Politik.
Sarasehan ini manghasilkan 19 butir pokok diskusi diantaranya menyatakan Negara memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan Kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa. Untuk memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia, diperlukan langkah strategis berupa upaya Pemajuan Kebudayaan melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam Kebudayaan.
Sarasehan dibuka oleh Gubernur Bali yang diwakili Asisten bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Bali, I Nengah Laba. Adapun tema sarasehan yakni Endih-Endih Api Dharmaning Cipta Budaya lan Abdi Negara.[bbn/rls/mul]
Reporter: bbn/mul