search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Balai Taman Nasional Bali Barat Lepasliarkan 10 Jalak Bali
Minggu, 15 Juli 2018, 07:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Beritabali.com,Buleleng. Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB) kembali melepasliarkan burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) sebanyak 10 Ekor oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, Drs. Teten Masduki bersama  Direktur Jenderal KSDAE, Ir. Wiratno, M.Sc, bertempat di Labuan Lalang kawasan TNBB Sabtu (14/7) siang.
 
[pilihan-redaksi]
Pelepasliaran di lakukan menggunakan metode soft release. Sebelum dilepasliarkan, 10 ekor burung Curik Bali yang telah dilakukan proses habituasi di kandang. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Balai KSDA Bali, komunitas pecinta burung Ronggolawe, para perbekel (kepala desa) sekitar kawasan, bendesa adat, dan perwakilan kelompok masyarakat sekitar.
 
Dalam sambutannya, Koordinator Staf Khusus Presiden menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap upaya pelestarian yang dilakukan oleh TNBB. Dalam kesempatan yang sama, Dirjen KSDAE juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu upaya pelestarian burung Jalak Bali sehingga bisa berkembang dengan sangat baik. 
 
"untuk mengelola kawasan konservasi, saat ini kita harus memakai paradigma baru dan cara baru mengelola kawasan. Diantaranya adalah menempatkan masyarakat sebagai subyek, dan penghargaan terhadap budaya dan adat masyarakat sekitar. Sehingga peran masyarakat menjadi sangat penting untuk menunjang keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi, termasuk salah satunya pelestarian burung Jalak Bali ini. Hal ini sejalan dengan nawacita Presiden Jokowi untk menghadirkan negara di masyarakat" ungkapnya.
 
Setelah dilepasliarkan, para petugas akan melakukan monitoring intensif guna memastikan mereka dapat bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik. Selain itu, juga dilakukan pengisian kembali kandang habituasi dengan burung Curik Bali baru sebagai pengikat. 
 
Dalam kegiatan tersebut, juga dilakukan penanaman jenis pohon penghasil pakan dan pohon langka yaitu Pilang (Acacia leucophloea), Cendana (Santalum album), dan Sawo Kecik ( Manilkara kauki). Pada kesempatan tersebut juga dilakukan secara simbolis penandatanganan  prasasti pembangunan sarpras di TNBB berupa sarpras monumen atau gapura Curik Bali. Dalam kunjungan beliau, juga menyempatkan untuk mengunjungi lokasi Sanctuary Curik Bali di UPKPJB Tegal Bunder serta kunjungam ke area IPPA PT TSS.
 
Burung Jalak Bali di habitat alaminya ‎makin bertambah. Hal itu  dapat diketahui dari data pengamatan time series yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Sementara  Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna menjelaskan, selama kurun waktu lima tahun terakhir, populasinya terus meningkat. Pada tahun 2013 hasil inventarisasi mendapatkan data 32 ekor saja di alam. Namun seiring upaya pelestarian yang dilakukan, jumlahnya bertambah setiap tahun hingga pada tahun 2018 ini teramati sebanyak 141 ekor burung Jalak Bali hidup bebas di habitatnya di kawasan TNBB. 
 
Ratusan burung yang oleh masyarakat Bali disebut curik itu menyebar di setidaknya 6 (enam) titik di kawasan TNBB yaitu di Teluk Brumbun, Labuan Lalang, Cekik, Lampu Merah, Tanjung Gelap, dan Tegal Bunder.
 
[pilihan-redaksi2]
Burung dengan nama latin Leucopsar rohtscildi ini mendapat perhatian besar dari taman nasional. Selain burung yang ada di alam, saat ini terdapat 336 ekor burung Jalak Bali di kandang pembiakan Unit Pengelolaan Khusus Pembinaan Jalak Bali (UPKPJB).‎‎ Burung di UPKPJB ini nantinya digunakan untuk menambah stok di alam dengan cara dilepasliarkan. 
 
Dari catatan, sejak dilepasliarkan di daerah Labuan Lalang pertama kali pada tahun 2015, spesies endemik Bali ini sudah terpantau sebanyak 65 ekor hanya di satu area pelepasliaran yaitu di Labuan Lalang. Burung yang berhasil diamati saat ini banyak yang tidak menggunakan cincin sebagai penanda hasil pelepasliaran. Artinya, burung Jalak Bali tersebut merupakan anakan yang berhasil menetas di habitat alaminya. Mari terus berkarya untk memulihkan populasi burung Curik Bali.(bbn/Jim/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami