Melayangan, Kearifan Lokal yang Menjaga Budaya Pertanian di Bali
Minggu, 12 Agustus 2018,
18:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com,Denpasar. Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan bahwa layang-layang merupakan tradisi warisan leluhur masyarakat Bali. Hal ini dibuktikan dengan adanya bhatara Rare Angon sebagai pengembala sawah yang menjaga stabilitas panen petani.
[pilihan-redaksi]
"Melayangan biasanya menjadi tradisi saat panen tiba, ini salah satu kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan budaya pertanian di Bali, sebagai impelementasi Tri Hita Karana," jelasnya usai membuka gelaran Kite Festival 2018 di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Minggu (12/8) yang diselenggarakan Persatuan Layang-Layang Indonesia (Pelangi) Denpasar
"Melayangan biasanya menjadi tradisi saat panen tiba, ini salah satu kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan budaya pertanian di Bali, sebagai impelementasi Tri Hita Karana," jelasnya usai membuka gelaran Kite Festival 2018 di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Minggu (12/8) yang diselenggarakan Persatuan Layang-Layang Indonesia (Pelangi) Denpasar
Ketua Pelangi Denpasar selaku ketua panitia acara, I Wayan Mariyana Wandhira saat ditemui mengatakan Denpasar Kite Festival ke-4 Tahun 2018 ini merupakan upaya Pelangi Denpasar dalam melestarikan tradisi melayangan. Layang-layang tradisional Bali, kata dia sudah diakui publik internasional memiliki ciri khas keunikan baik bentuk, proses pembuatan maupun filosofi yang terkandung di dalamnya.
Perbedaan yang juga kentara antara layangan tradisional Bali dengan jenis layangan di tempat lain adalah saat menerbangkannya. Untuk menerbangkan layang-layang tradisional Bali dibutuhkan kerjasama tim atau istilah balinya “menyama braya”. Hal ini tidak terlihat pada jenis layangan di tempat lain yang biasanya bisa terbang walaupun hanya dimainkan satu orang individu saja. Tentu hal yang luar biasa saat ini telah diterapkan oleh leluhur kita yang berakar pada filosofi gotong royong.
Selain itu Pelangi Denpasar juga mewadahi para Undagi atau kreator layang-layang tradisional Bali melalui pelatihan dan workshop rutin. Makin tingginya minat masyarakat memainkan Layang-Layang Tradisional tentu meningkatkan permintaan kepada para Undagi untuk mengerjakan Layang-Layang Tradisonal Bali. Pada akhirnya pembuatan Layang-layang tradisional Bali ini dapat menjadi mata pencaharian dan dapat menggerakkan sektor UMKM.
Pelangi Denpasar juga merasa memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan layang-layang tradisional kepada anak-anak usia dini. Untuk itulah Pelangi Denpasar mengadakan workshop bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana proses dasar mengerjakan satu layang-layang tradisional Bali yang baik dan benar. Tentu ini menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bagi anak-anak tersebut, yang kami harapkan agar mereka lebih mengenal permainan tradisional dan mengurangi bermain video game dan internet secara berlebihan" ujar pria yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini.
Lebih lanjut Mariyana Wandhira mengatakan Denpasar Kite Festival Tahun 2018 Ini diikuti oleh 700 sekehe layang- layang tradisional dari seluruh penjuru Bali. “Sistem lombanya para peserta mendaftar dimana registrasinya telah dimulai sejak bulan Juli lalu. Peserta mendapat nomor lomba dan jadwal menerbangkan layangan," ujarnya.
Di hari perlombaan, layangan para peserta diukur terlebih dahulu sebelum diterbangkan, setelah dipanggil nomor seri bersangkutan oleh juri, maka para peserta bersiap menerbangkan layangan berdasarkan jenis layangannya. Masing- masing peserta diberikan waktu menerbangkan layangan 10 hingga 15 menit dan dalam rentang waktu itulah dinilai tim juri.
Peserta dinyatakan didiskualifikasi apabila tidak mengukur layangan sebelum terbang, layangannya jatuh atau mekorod (bergesekan) dengan layangan peserta lain. Jenis- jenis layangan yang dilombakan adalah Janggan plastik dengan ukuran maksimal dua meter, Bebean dengan ukuran maksimal lima meter, Pecukan dengan ukuran maksimal lima meter, Janggan Buntut (ekor pendek) dengan ukuran min 3,5 meter, Janggan ekor panjang dengan ukuran minimal 3,5 meter dan maksimalnya lima meter, layangan Kreasi serta layangan ukuran Big Size. Kriteria penilaian antara lain dari segi Guangan, Kombinasi Warna, Jejer (pembawaan tali), bentuk dan Keharmonisan saat di udara.
[pilihan-redaksi2]
Salah satu peserta, Alit Wijaya dari Sekaa Layangan Gamang Langit Banjar Tampak Gangsul, Denpasar melombakan layang- layang kreasi berjudul “Calonarang”. “Proses pembuatannya layang- layang Kreasi Calonarang ini mengahbiskan waktu sekitar dua minggu dan memang sejak awal sekaa kami memfokuskan pada jenis layang- layang tradisi.
Salah satu peserta, Alit Wijaya dari Sekaa Layangan Gamang Langit Banjar Tampak Gangsul, Denpasar melombakan layang- layang kreasi berjudul “Calonarang”. “Proses pembuatannya layang- layang Kreasi Calonarang ini mengahbiskan waktu sekitar dua minggu dan memang sejak awal sekaa kami memfokuskan pada jenis layang- layang tradisi.
“Tentu kami sangat antusias mengikuti event Denpasar Kite Festival 208 ini dan senang dapat menjadi bagian pelestarian layang-layang tradsional di Kota Denpasar” ujar seniman alumnus ISI Denpasar ini. (bbn/rlsdps/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -