search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tutup TLAFF, Megawati Tidak Ingin Bali Seperti Hawaii
Senin, 20 Agustus 2018, 18:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com,Tabanan. Presiden Ke-5 RI, Megawati Soekarno Putri secara resmi menutup Tanah Lot Art and Food Festival (TLAFF) ke-2 dan berpesan agar Bali tidak seperti Hawaii yang tidak peduli dengan kebudayaannya dan bahkan sudah punah.
 
[pilihan-redaksi]
"Saya tidak ingin Bali seperti Hawai dimana masyaraktnya sudah tidak peduli lagi dengan kebudayaannya bahkan sudah punah," harapnya Senin (20/8) di Tabanan.
 
Selain itu juga Megawati memberikan apresiasi pada acara TLAF, serta mendorong kepada pemerintah daerah maupun provinsi untuk lebih sering membuat event, serta tetap menjaga budaya dan kultur yang dimiliki di daerahnya sendiri. Megawati Soekarno Putri dalam sambutanya mengapresiasi festival yang digelar di Tanah Lot karena sebagai bukti untuk melestarikan budaya bangsa. 
 
“Benar kata Eka (Bupati Tabanan) kalau bukan kita yang melestarikan seni dan budaya siapa lagi,” tandas  Megawati. 
 
Even even budaya seperti ini harus terus dilakukan di masing masing daerah. “Kalau bisa di daerah lain seperti Kabupaten Badung juga membuat festival budaya seperti ini, jadi wisatawan yang datang mengunjungi Bali khususnya dapat menikmati seni dan budaya secara langsung,” terangnya. 
 
Selain memuji, Megawati juga menyampaikan sedikit kritikanya terhadap nama festival yang masih menggunakan Bahasa Inggris dalam tulisan Tanah Lot Art and Food Festival. Tulisan “Art and Food” sebaiknya diganti dengan Bahasa Indonesia. Megawati pun langsung menyarankan kepada Bupati Tabanan Eka Wiryastuti, untuk mengubah istilah Art and Food menggunakan bahasa Indonesia, menjadi Tanah Lot Seni dan Makanan Festival #2.
 
"Seperti halnya saat ini lebih banyak menggunakan bahasa asing, saya menginkan mememakai bahasa sendiri dan saya bertanya kepada Bu Eka, kenapa mesti memakai bahasa Art and Food, kenapa tidak memakai seni dan makan. Orang asing harus mengerti akan bahasa Indonesia," tandasnya.
 
Megawati kembali menegaskan di pidatonya, untuk bangga akan Indonesia dan cinta tanah air, pasalnya Indonesia khususnya Bali banyak mempunyai budaya dan kesenian yang dimiliki, tidak seperti bangsa asing yang hanya mempunyai beberapa budaya. Ia menambahkan, walaupun saat ini memasuki zaman milenial, pihaknya mengajak kepada masyarakat Indonesia yang berada di Bali untuk tetap mencintai tanah airnya.
 
[pilihan-redaksi2]
"Banyak anak muda kita berpikir kalau sudah mengikuti trend milenial merasa dirinya yang paling hebat, tetapi harus diingat jangan sampai melupakan tanah air Indonesia. Kalau mereka mau berbahasa asing ya silahkan, tetapi jangan lupa dengan tanah air," tandasnya.
 
Usai memberikan pidatonya Megawati menutup acara TLAF #2 yang berlangsung selama 3 hari itu. Kemudian Megawati meninjau stand stand UMKM seperti stand food, stand kerajinan  kecil asli Tabanan. ( nod/ adv) 
 
Acara penutupan TLAF#2  yang berlangsung selama tiga hari itu  juga dihadiri Guruh Seokarno Putra, Ketua DPRD Bali N Adi Wiryatama, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Wakil Bupati Tabanan I KG Sanjaya, jajaran Muspida Tabanan serta Kepala OPD di Lingkungan Pemkab Tabanan. (bbn/nod/adv/rob)
 

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami