Penyediaan Aksesibilitas Bagi Wisatawan Penyandang Disabilitas di Denpasar Belum Optimal
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas disabilitas oleh stakeholder pariwisata di Kotamadya Denpasar, khususnya Kecamatan Denpasar Selatan belum optimal atau sepenuhnya tersedia.
[pilihan-redaksi]
Padahal Denpasar terpilih sebagai salah satu Pilot Project Kota Ramah Lansia oleh Lembaga Survey Meter dan Center for Ageing Studies, Universitas Indonesia. Dimana aksesibilitas dan fasilitas bagi lansia atau lanjut usia sama dengan aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang disabilitas.
Hal ini terungkap dalam sebuah hasil penelitian berjudul “Penyediaan Aksesibilitas Bagi Wisatawan Penyandang Disabilitas oleh Stakeholder di Kotamadya Denpasar, Kecamatan Denpasar Selatan” yang di publikasikan dalam Jurnal IPTA, Volume 8 nomor 1 tahun 2018.
Para peneliti yang terdiri dari Carolina Simanjuntak, Luh Gede Leli Kusuma Dewi, Ni Gusti Ayu Susrami Dewi berpendapat Kotamadya Denpasar, khususnya Kecamatan Denpasar Selatan sebagai daerah wisata belum siap dan belum ramah dalam penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas, karena aksesibilitas baik fisik maupun non fisik yang masih sangat minim bagi wisatawan penyandang disabilitas.
Minimnya aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas mengakibatkan mereka kesulitan dalam berwisata di Kotamadya Denpasar Kecamatan Denpasar Selatan dan akhirnya wisatawan penyandang disabilitas lebih banyak berdiam diri di akomodasi saja.
Berdasarkan pantauan para peneliti, penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas oleh stakeholder di Kotamadya Denpasar khususnya Kecamatan Denpasar Selatan terbagi menjadi aksesibilitas fisik dan aksesibilitas non fisik.
[pilihan-redaksi2]
Bentuk aksesibilitas fisik berupa ram dan pintu khusus (geser). Sedangkan bentuk aksesibilitas non fisik berupa peraturan dan regulasi terhadap aktivitas berwisata penyandang disabilitas dan tersedianya pelayanan khusus (SDM) yang kapabel dalam melayani penyandang disabilitas).
Para peneliti dari Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana mengungkapkan kendala yang dihadapi oleh stakeholder pariwisata dalam penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas di Kotamadya Denpasar khususnya Kecamatan Denpasar Selatan terbagi menjadi dua yakni kendala internal dan kendala eksternal.
Kendala internal yang dihadapi adalah modal yang terbatas, Sedangkan kendala eksternal yang dihadapi yakni peraturan yang belum secara spesifik mengatur mengenai kebutuhan wisatawan penyandang disabilitas serta sanksi yang belum tegas untuk pengupayaan penyediaan aksesibilitas dan fasilitas bagi wisatawan penyadang disabilitas.
Para peneliti memberikan saran kepada Pemerintah untuk membuat kerangka hukum yang spesifik dalam hal penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas baik fisik maupun non fisik agar penyediaan aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas dapat terpenuhi.
Kepada para Stakeholder diharapkan berinisiatif dalam menyediakan aksesibilitas bagi wisatawan penyandang disabilitas. [bbn/IPTA/mul]
Reporter: bbn/mul