search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Markisa Hutan, Tanaman Obat Yang Terabaikan
Minggu, 14 Oktober 2018, 07:00 WITA Follow
image

Muliarta

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Markisa hutan atau yang biasa disebut dengan tanaman ciplukan merupakan jenis tanaman obat yang kini mulai terabaikan. Buah markisa hutan yang berukuran kecil yang memiliki rasa yang sangat manis jika sudah matang, Tandanya yakni buahnya sudah berwarna kuning. Jika buah berwarna hijau itu bertanda belum matang.

Dalam situs steemkr.com disebutkan bahwa markisa hutan memiliki manfaat untuk mengobati sariawan atau panas dalam. Jika bibir pecah-pecah atau tenggorokan sakit juga bisa mengkonsumsi buah markisa hutan yang matang dengan cara langsung dimakan atau diolah dengan dibuat jus.

Markisa hutan di Bali memiliki banyak nama, tiap daerah memiliki nama yang khas untuk tanaman obat ini. Ada yang menyebutnya sebagai buah kurug-kurung, kli meong dan ada yang menyebutnya dengan nama timun gaunggung. Tanaman ini juga mempunyai nama yang beragam di berbagai wilayah Indonesia. Buah ini juga dikenal dengan nama seperti ceplukan blungsun, permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur, dan timun dendang atau timun padang

Buah sebesar kelereng ini juga sering disebut dengan nama anggur hutan. Dalam okedok.co.id disebutkan bahwa akar dan batang tanaman ini dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit ginjal. Caranya yaitu dengan merebut akar dan batang tanaman dengan air, kemudian air rebusan diminum tiga kali sehari.

Dalam Mondasiregar.com disebutkan bahwa tanaman yang lumrah disebut markisa hutan ini  juga dikenal dengan nama rambusa. Lihat saja sosoknya yang merambat dengan daun rambusa lebih tipis dan berbulu dibandingkan dengan  markisa.

Kemiripan lebih terlihat pada bentuk bunganya dan isi buahnya.  Cuma kulit buah rambusa ini tipis dan  ukurannya pun mungil. Ukuran buah rambusa sebesar  buah tomat cherry atau congkodiro (Palembang).

Tanaman dengan nama latin Passiflora foetida ini tidak ditanam dengan sengaja. Biasanya tumbuh liar di tempat yang tak terurus seperti di hutan, pesisir pantai, sawah atau ladang terbuka. Buahnya bisa dimakan, walaupun ada yang mengatakan buah mudanya beracun.

Dalam situs manfaat.co.id disebutkan  akibat manfaat buah rambusa yang jarang diketahui ini membuat khasiat dan manfaat buah rambusa menjadi jarang diketahui. Padalah sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh dari buah rambusa.

Salah satunya adalah kandungan dari buah rambusa yang sangat kaya akan vitamin C. Selain itu dapat dijadikan sebagai obat untuk mengatasi anemia dan defresi.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami