Beritabali.com, Denpasar. Bali potensial untuk mengembangkan paket wisata khusus bernuansa religius spiritual dengan perjalanan wisata ke beberapa daerah tujuan wisata spiritual di Bali. Apalagi paket wisata khusus, berupa wisata spiritual atau religius kini makin marak dan banyak diminati wisatawan mancanegara (wisman) terutama Amerika Serikat (AS), India, Jepang dan Eropa. Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Pura Goa Giri Putri Sebagai Daya Tarik Wisata Spiritual di Nusa Penida Bali” yang ditulis oleh Putu Ayu Aryasih dan dipublikasikan dalam Jurnal Kepariwisataan, Volume 15 Nomor 2 tahun 2016.

[pilihan-redaksi]
Putu Ayu Aryasih menuliskan paket wisata khusus spiritual tersebut, biasanya dikelola atau dikoordinir oleh lembaga yoga atau kelompok negara asal turis yang bergelut dibidang olah batin. Setelah melakukan yoga atau meditasi, para turis tersebut menyerap energi dan kekuatan alam, untuk kemudian dikonversikan sebagai kekuatan baru untuk menghilangkan stres. Para turis juga mengunjungi para balian untuk mengasah kemampuan spiritual yang telah mereka miliki.

Peneliti dari Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali juga menuliskan bahwa hal lain terkait paket wisata spiritual itu adalah dengan mendatangi sejumlah pura yang dianggap memiliki kekuatan supranatural yang sering kali menjadi tempat bagi para turis untuk meditasi dan bersemadi, mentautkan antara kebatinan manusia dengan alam lingkungan. Dimana ketika orang-orang modern mulai lelah, menghadapi himpitan hidup, sebagian dari mereka mencari suasana yang lain. Terutama dengan kembali kepada kekuatan alam.

[pilihan-redaksi2]
Nusa Penida sebagai salah satu tujuan wisata spiritual di Bali memiliki beberapa Pura yang sangat layak dan saat ini ramai dikunjungi, baik oleh wisatawan, umat Hindu maupun umat lainnya yang ingin melakukan persembahyangan.

Pura Goa Giri Putri, merupakan salah satu dari sekian banyak obyek wisata spiritual, kini mulai menjadi perhatian para pelancong yang berkunjung ke Pulau Nusa Penida.

Obyek wisata yang dikunjungi dalam wisata religi, secara fisik langsung maupun tidak, juga memiliki keterkaitan dengan sejarah masuk atau menyebarnya agama dan kepercayaan yang hidup di Indonesia.

Disamping meninggalkan dalam bentuk kisah-kisah atau sejarah yang menarik, secara bersamaan penyebaran agama-agama itu juga meninggalkan jejak-jejak fisik seperti bangunan-bangunan tempat ibadah, kitab-kitab, tata cara ritual, atau bermacam ragam karya-karya seni. [bbn/ Jurnal Kepariwisataan/mul]