Jelang Konferensi OOC, 1.300 Kapal Ikan Komersial Peru Kini Terdeteksi
Sabtu, 27 Oktober 2018,
15:45 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Beritabali.com,Badung. Menjelang konferensi tahunan Our Ocean Conference (OOC) kelima yang segera digelar di Bali, Indonesia, Pemerintah Peru telah merilis seluruh data pelacakan kapal nasionalnya ke ranah publik untuk pertama kalinya melalui Global Fishing Watch (GFW).
[pilihan-redaksi]
CEO Global Fishing Watch, Tony Long mengatakan dengan demikian semua orang dapat memantau kapal-kapal perikanan komersial Peru secara hampir secara terkini dan gratis menggunakan platform GFW. Setidaknya 1.300 kapal ikan komersial Peru yang sebagian besar tidak terdeteksi sebelumnya oleh data Automatic Identification System (AIS) GFW, kini dapat terpantau dengan mudah di peta umum.
CEO Global Fishing Watch, Tony Long mengatakan dengan demikian semua orang dapat memantau kapal-kapal perikanan komersial Peru secara hampir secara terkini dan gratis menggunakan platform GFW. Setidaknya 1.300 kapal ikan komersial Peru yang sebagian besar tidak terdeteksi sebelumnya oleh data Automatic Identification System (AIS) GFW, kini dapat terpantau dengan mudah di peta umum.
Bagi Peru sendiri, kemajuan ini menjadikan jumlah kapal yang dilacak melalui GFW saat ini meningkat hingga sepuluh kali lipat, sehingga membantu upaya pengawasan dan pengendalian nasional seperti memerangi penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan dan tidak teregulasi (Illegal, Unreported, Unregulated—IUU).
Indonesia, sebagai tuan rumah Our Ocean 2018, adalah negara pertama yang merilis data pelacakan Vessel Monitoring System (VMS) kapalnya melalui GFW pada tahun 2017. Langkah Indonesia tersebut memungkinkan pelacakan sekitar 5.000 kapal nelayan yang tidak menggunakan AIS melalui peta GFW. Kini Peru menjadi negara kedua yang merilis data pelacakan kapalnya melalui GFW.
GFW menggunakan data AIS yang dipancarkan secara umum untuk melacak pergerakan kapal penangkap ikan. Meskipun banyak kapal-kapal besar penangkap ikan telah dilengkapi AIS, penambahan data VMS—yang umumnya diwajibkan oleh pemerintahan berbagai negara—pada peta GFW akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penangkapan ikan di dunia.
“Dengan merilis data pelacakan kapal mereka ke ranah publik, Peru telah mengambil langkah jauh ke depan untuk menjadikan transparansi perikanan sebagai norma dan bukan pengecualian. Peru juga akan menggunakan data pencitraan malam hari kami untuk mengungkap posisi kapal penangkap ikan yang beroperasi di malam hari. Kami memuji Peru yang telah memanfaatkan peta dan kapabilitas data kami untuk meningkatkan sistem yang ada serta memperkuat pemantauan di perairan mereka dan laut lepas di sekitarnya,” paparnya.
Dilanjutkan, Peru adalah negara perikanan terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dan merupakan salah satu lokasi stok tunggal ikan teri Peru terbesar di dunia. Oceana, sebagai mitra pendiri GFW, telah menjalin kerja sama erat dengan pemerintah Peru untuk meningkatkan transparansi penangkapan ikan komersial di perairan negara tersebut.
“Kami bangga menjadi negara pertama yang mampu menggunakan Global Fishing Watch secara menyeluruh,” kata Patricia Majluf, Vice President, Oceana Peru.
Menurutnya, peningkatan transparansi akan membantu masyarakat Peru dalam melihat seluruh manfaat perikanan kami baik sekarang maupun di masa depan. Dilanjutkan, upaya Peru muncul setelah dukungan resmi pemerintah Kanada terhadap GFW pada pertemuan tingkat menteri G7 di Halifax awal bulan ini, serta komitmen mereka untuk mendorong upaya berbagi data yang lebih baik, meningkatkan ilmu pengetahuan dan berinvestasi hingga $11,6 juta untuk memerangi penangkapan ikan secara IUU.
[pilihan-redaksi2]
“Transparansi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lautan dunia–baik untuk memerangi penangkapan ikan ilegal, melindungi stok dan kehidupan ikan, maupun meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan. Global Fishing Watch telah berkomitmen untuk mengajak 20 negara lainnya, bergabung bersama Program Transparansi kami hingga tahun 2022 demi memajukan pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab. Kami menghimbau negara-negara lain untuk mengikuti langkah Indonesia, Peru dan Kanada,” katanya.
“Transparansi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelestarian lautan dunia–baik untuk memerangi penangkapan ikan ilegal, melindungi stok dan kehidupan ikan, maupun meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan. Global Fishing Watch telah berkomitmen untuk mengajak 20 negara lainnya, bergabung bersama Program Transparansi kami hingga tahun 2022 demi memajukan pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab. Kami menghimbau negara-negara lain untuk mengikuti langkah Indonesia, Peru dan Kanada,” katanya.
Kita tengah memasuki era transparansi dan ini merupakan sebuah konsep pemberdayaan yang dapat mengubah perikanan secara menyeluruh, termasuk membantu mengelola perikanan secara berkelanjutan sehingga kita dapat menyelamatkan lautan dan mencukupi kebutuhan pangan dunia.(bbn/aga//rob)
Berita Badung Terbaru
Reporter: bbn/aga