search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bulan Bahasa Bali 2019, Momentum Pelestarian Bahasa dan Aksara Bali
Senin, 28 Januari 2019, 12:14 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pemerintah Provinsi Bali juga menggalakkan penggunaan Bahasa Bali dengan dicetuskannya Bulan Bahasa Bali yang untuk pertama kalinya akan dlaksanakan pada bulan Februari 2019 yang akan datang, dengan tema ‘Nangun Sat Kerthi Loka bali Malarapan Antuk Ngrajegang Bahasa, Aksara lan Sastra Bali’. 

“Kegiatan ini mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali,” papar Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, I Dewa Gede Mahendra Putra, SH., MH., dalam siaran pers-nya Rabu (23/1).
 
Lebih lanjut Dewa Mahendra menjelaskan, bahwa kegiatan Bulan Bahasa Bali yang baru pertama kali digelar ini bakal diisi dengan berbagai kegiatan terkait dengan pengembangan dan pelestarian Bahasa Bali seperti festival, lomba, pameran, pertunjukkan, seminar dan kegiatan lain. 
 
“Pelaksanaan Bulan Bahasa ini akan dilaksanakan secara menyeluruh di Kabupaten/Kota se-Bali bahkan hingga ke tingkat desa. Setelah pembukaan pada tanggal 1 Februari mendatang, maka dimulai pula beragam kegiatan untuk mendukung pelaksanaan bulan bahasa tersebut,” tambahnya. 
 
Sementara itu, Ketua Panitia Bulan Bahasa Bali Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suarka, M.Hum menyatakan kegiatan Bulan Bahasa Bali ini merupakan momentum yang sangat strategis dan langkah konkrit dalam usaha pelestarian dan pengembangan Bahasa Bali oleh pemerintah provinsi. “Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen Pemprov Bali, dimana Bali merupakan pilot project kemajuan dan pembangunan kebudayaan seperti yang selama ini didengungkan,” kata akademisi dari Universitas Udayana ini. 
 
Prof Suarka juga tak lupa menghimbau tiap kabupaten/Kota tidak perlu khawatir dengan kendala yang mungkin ditemui di lapangan seperti rasa takut salah saat menggunakan Bahasa Bali. “Bulan Bahasa ini, tidak perlu takut untuk berbahasa Bali. Jangan takut salah karena tidak akan ada yang menyalahkan. Kita semua sama-sama belajar disini, perlu pembiasaan diri apalagi ini baru pertama kali dilaksanakan.
 
Saya yakin pasti bisa dan terbiasa. Diluar itu, saya bersyukur meski dalam keterbatasan semua kabupaten/kota punya komitmen yang sama. Saya juga punya keyakinan pelaksanaan ini meskipun yang pertama, tapi bukan yang terakhir,” tutur Prof Suarka yang dalam pelaksanaan kali ini sudah bergerak bersama tim sejak Bulan November 2018 lalu.
 
Bahasa Bali menurut Prof Suarka, tetap eksis dan ajeg dalam perjalanannya mulai dari jaman Bali kuno hingga di jaman modern seperti saat ini. “Kenapa demikian? Karena Bahasa Bali ini punya keunggulan selain Bahasa, juga ada aksara dan sastranya. Pun demikian Bahasa Bali juga punya fungsi integral dalam kehidupan sosial, budaya dan agama orang Bali. Yang dikhawatirkan menurut saya, bukan Bahasa Bali secara umum tapi bagaimana berbahasa Bali yang sesuai anggah-ungguh,” jelasnya. 
 
Optimisme dengan eksistensi Bahasa Bali menurut Suarka tak lepas dari ‘sifat’ Bahasa Bali yang terbuka terhadap kata-kata serapan asing sehingga dia senantiasa berkembang. “Ini disebut kruna mider, kata yang berlaku untuk semua tanpa peduli sor singgih,” tambahnya. 
 
Terkait Bulan Bahasa Bali Februari mendatang, Prof Suarka menyebut gelaran tersebut jadi momentum luar biasa untuk melihat sejarah Bahasa Bali sehingga tidak terputus generasi, selalu ada pewarisan dan penerusan antar generasi. “Disana pentingnya Bulan Bahasa Bali menurut saya,” tandasnya. 
 
Di sisi lain, ketua Tim Ahli/Penilai Bulan Bahasa Bali Drs. I Gede Nala Antara yang berharap jajaran OPD dan pegawai pemerintahan mampu menjadi contoh untuk penggunaan Bahasa Bali di bulan Februari mendatang. “Hal tersebut agar Bulan Bahasa Bali ini benar-benar punya dampak di tengah masyarakat, di kehidupan sehari-hari dan terutama bagi generasi muda agar bisa turut serta,” imbau Dosen Sastra Bali Universitas Udayana tersebut. 
 
 
“Para akademisi pun saya himbau untuk menyertakan para mahasiswanya untuk menyukseskan Bulan Bahasa Bali ini, contohnya dengan turut berkompetisi di berbagai lomba yang diadakan terutama di media-media sosial seperti lomba membuat status, lomba membuat meme dan sebagainya,” imbuh Nala Antara.

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami