search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Base Loloan, Perpaduan Bahasa Bali, Melayu dan Bugis
Senin, 3 Juni 2019, 06:40 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Beritabali.com, Jembrana. Base Loloan merupakan bahasa yang umum digunakan oleh warga Kelurahan Loloan, Kecamatan Negara, Jembrana. Base Loloan atau bahasa Melayu Loloan merupakan hasil perpaduan dari 3 bahasa yakni bahasa Bali, Melayu dan Bugis.

[pilihan-redaksi]

Hal tersebut terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Pemertahanan Identitas Etnik Bugis-Melayu Di Kelurahan Loloan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah di MA” yang dipublikasikan dalam Jurnal Pendidikan Sejarah (Widya Winataya), Volume 8, Nomor 2 Tahun 2017. Artikel ditulis oleh Nurus Maulida, Dr. Tuty Maryati, M.Pd, dan Ketut Sedana Arta, S.Pd, M.Pd dari Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha.

Nurus Maulida dan kawan-kawan menuliskan penggunaan bahasa Bugis dalam bahasa melayu Loloan kini sudah hampir tidak digunakan. Hal ini dikarenakan kebanyakan para pendakwah menggunakan bahasa pengantar yakni bahasa Melayu.

Selain bahasa Melayu, banyak kata serapan bahasa Bali yang digunakan, melihat bahwa sebelum perkembangan Islam di Jembrana banyak masyarakat Jembrana yang masih memeluk agama Hindu. Guna mempermudah percakapan sehari-hari dengan masyarakat Hindu, digunakan pula bahasa Bali yang dipadupadankan dengan bahasa Melayu.

[pilihan-redaksi]

Bahasa Melayu Loloan tetap digunakan hingga sekarang sebagai bahasa sehari-hari masyarakat Loloan, Base Loloan ini juga tersebar tidak hanya di Loloan saja namun hampir di seluruh desa di Kabupaten Jembrana dan lain sebagainya.

Kelurahan Loloan, Kabupaten Jembrana merupakan pemukiman Islam yang telah ada di Pulau Bali sejak lama. Wilayah ini sejak lama juga menjadi tujuan migrasi orang-orang pelarian suku Mandar maupun Bugis.

Berbagai etnis hidup dan berkembang di Loloan ini, meskipun mayoritas penduduknya beragama Hindu. Masing-masing etnis tersebut membawa ciri khas daerahnya yang nantinya berbaur menjadi suatu identitas tersendiri bagi masyarakat keturunan Bugis-Melayu ini.[bbn/ Widya Winataya/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami