Budidaya Porang, Tanaman Liar Bernilai Ekonomi Tinggi
Sabtu, 6 Juli 2019,
10:36 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Beritabali.com, Karangasem. Nengah Sudana Ariawan salah seorang warga Desa Dukuh Penaban, Karangasem mencoba budidaya tanaman porang. Tanaman yang selama ini banyak tumbuh liar di hutan dan kebun ini tak banyak yang tahu bahwa memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.
[pilihan-redaksi]
Menurut Sudana, harga jual umbi porang mentah bisa mencapai Rp.5 ribu per kilogramnya. "Bayangkan, satu umbi tanaman porang bisa tumbuh hingga seberat empat sampai tujuh kilogram," tutur Sudana.
Menurut Sudana, harga jual umbi porang mentah bisa mencapai Rp.5 ribu per kilogramnya. "Bayangkan, satu umbi tanaman porang bisa tumbuh hingga seberat empat sampai tujuh kilogram," tutur Sudana.
Umbi porang sendiri dijelaskan Sudana akan diekspor ke Jepang dimana nantinya akan diolah untuk dijadikan berbagai produk salah satunya lem dan campuran bahan untuk kosmetik. Selain itu, dari informasi yang diperoleh, dahulu umbi porang juga dimanfaatkan oleh orang jepang sebagai makanan pengganti nasi.
Peluang budi daya tanaman porang ini dipandang cukup menjanjikan selain bisa tumbuh subur di cuaca seperti Kabupaten Karangasem, untuk pemeliharaannya pun tidak terlalu sulit, bahkan tanpa harus dirawat pun tanaman ini akan tumbuh hanya saja tentu dengan hasil yang kurang maksimal.
Dalam sekali panen, petani harus menunggu hingga usia umbi benar benar matang sekitar 12 bulan dari mulai penanaman bibit. Dalam waktu 12 bulan tersebut, menginjak usia lima sampai enam bulan tanaman porang akan berbuah lalu mati dengan sendirinya. (bbn/igs/rob)
Saat tanaman porang ini mati, petani tidak usah khawatir karena memang prosesnya seperti itu, begitu tanaman mati maka buah yang tumbuh di dahannya akan menjadi bibit tanaman baru.
Sementara muncul bibit baru, tanaman porang yang mati akan meninggalkan umbi, di usia 6 bulan ini hendaknya umbi jangan dulu dipanen karena pastinya kurang matang, umbi dari tanaman porang yang mati ini dibiarkan dulu hingga berusia 12 bulan barulah bisa dipanen.
Saat ini, Sudana sudah mulai membudidayakan tanaman porang ini di lahan seluas empat hektar, untuk per hektarnya jika dihitung bisa ditanami hingga 10 ribu bibit tanaman porang dengan jarak 50 cm dari bibit pirang lainnya.
"Peluangnya cukup besar, sekarang aja dicari sebanyak banyaknya, kita beli mentahnya lalu dikirim ke Nusa Dua untuk dikeringkan baru kemudian diekspor," ujarnya. (bbn/igs/rob)
Berita Karangasem Terbaru
Reporter: -