search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Andalkan Ibu Jualan Canang, Gek Mita Butuh Bantuan Biaya Pengobatan Kanker Serviks
Kamis, 25 Juli 2019, 11:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Penderita Kanker Serviks umumnya diderita perempuan dewasa, namun hal ini faktanya terjadi pada Ni Made Mita Sri Wulandari, Gadis berumur 14 tahun yang lahir di Negara Kabupaten Jembrana. Sejak kelas 5 SD dia diagnosa mengidap Kanker Serviks
 
[pilihan-redaksi]
Dari keterangan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Relawan MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) Kab Jembrana kali pertama mendapat informasi mengenai Made Mita ini dari Perkumpulan pengajian NU yang kebetulan tetangga nya Made Mita. “Begitu kita mendapatkan info mengenai Mita, kita langsung assessment ke lokasi untuk mengetahui kebenarannya, dan kita mendapati Gek Mita tinggal di sebuah kamar kecil di areal Pura bersama ibunya Ni Putu Karyani (43) dan 2 adiknya,“ ungkap Eni Relawan MRI Kab Jembrana.
 
Ayahnya pergi meninggalkan Gek Mita berserta 3 saudaranya saat Gek Mita didiagnosa Kanker Serviks oleh dokter. Keadaan keluarga semakin sulit, ekonomi keluarga semakin terpuruk setelah ditinggal sang Ayah. Ditambah lagi Gek Mita diharuskan bolak balik Negara – Denpasar untuk melakukan pengobatan Kankernya di RSUP Sanglah. 
 
 
Walaupun pengobatan menggunakan BPJS Kesehatan namun keluarga mengeluarkan uang yang tidak sedikit hanya untuk biaya perjalanan pulang pergi Negara – Denpasar. Penghasilan keluarga boleh dikatakan tak menentu, ibunya Ni Putu Karyani hanyalah Pedagang canang/sesaji di dekat pura mereka tinggal. 
 
“Terkadang sehari dapat Rp100 ribu, kadang Cuma Rp50 ribu gak menentu lah,” ujar Ni Putu Karyani. 
 
Kakak laki-laki Gek Mita pun pindah ke Denpasar dan bekerja sebagai buruh untuk membantu perekonomian keluarga. Karena kondisi perekonomian yang terpuruk dan Gek Mita harus bolak balik melakukan kemoterapi hampir setiap bulannya, memaksa Gek Mita berhenti Sekolah. Anak yang secara akademis tergolong pintar ini harus menelan pil pahit berhenti sekolah. 
 
KRJ (Komunitas Relawan Jembrana) turut memberikan uluran tangan, Gek Mita bisa kembali bersekolah setelah setahun kemudian di kelas 3 SMP yang semestinya sudah SMA Ini.
 
 
[pilihan-redaksi2]
ACT ( Aksi Cepat Tanggap) Bali dengan program MSR (Mobile Social Rescue) berikhtiar untuk membantu mendampingi pengobatan Gek Mita, mewujudkan impiannya yang suka Menari, membangkitkan ekonomi Keluarga Gek Mita. ACT Bali mengajak orang-orang baik bersama-sama meringankan derita yang di alami Gek Mita dan keluarganya dengan berpartisipasi memberikan Donasi terbaik melalui Virtual Account BNI Syariah 8660291019070158 atas nama Yayasan Aksi Cepat Tanggap atau juga bisa melalui link https://www.kitabisa.com/bantumademita.
 
“Gek Mita hanyalah salah satu dari banyak masyarakat Bali yang menjadi bagian dari Program MSR yang dimiliki ACT Bali. Program MSR ini adalah bentuk Komitmen ACT Bali dalam membantu program-program pemerintah Bali dalam membantu masyarakat Bali, Pendampingan Pengobatan Medis, Pembangunan rumah layak huni bahkan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” Terang Sajjjatul Hidzqy Tim Program ACT Bali. (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami