search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pemprov Bali Intip Pengelolaan Sampah dari Hulu ke Hilir di Surabaya
Rabu, 18 September 2019, 21:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Surabaya. Pengelolaan sampah masih menjadi salah satu persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam mewujudkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. 
 
[pilihan-redaksi]
Beruntung, Gubernur Bali Wayan Koster di awal kepemimpinannya bergerak cepat dengan menerbitkan Pergub 97 Tahun 2018 yang mengatur pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. Langkah konkrit ini bukan saja mendapat apresiasi dari banyak pihak namun secara nyata mengurangi jumlah sampah plastik yang beredar di Bali. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali menyebutkan jumlah timbulan sampah plastik di TPA regional sarbagita pada bulan Maret 2019 sebesar 1400 ton atau mengalami penurunan hingga 50 persen dari 2.880 ton sebelum Pergub dikeluarkan. 
 
Pengurangan ini salah satunya berasal dari tiada lagi kantong plastik di toko modern yang sebelumnya mencapai 8.760 kg pada Desember 2018. Selain itu Gerakan Semesta Berencana Bali Resik Sampah Plastik yang melibatkan berbagai komponen masyarakat yang ada di Bali berhasil membersihkan sampah anorganik dari lingkungan sebanyak 462.000 kg se Bali.
 
Kebijakan ini tentu saja baru sebagian dari rencana Gubernur Bali Wayan Koster untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Bali. Gubernur asal Desa Sembiran ini telah merancang upaya penanganan sampah yang holistik mulai dari hulu sampai ke hilir. Sebagai salah satu langkah untuk mendukung rencana Bapak Gubernur sekaligus untuk mendapatkan gambaran penanganan sampah di hulu, Pemerintah Provinsi Bali mengajak awak media untuk ‘mengintip’ penanganan sampah di Kota Surabaya. Bukan rahasia bahwa Kota Surabaya telah mendapat banyak pengakuan karena upaya pengelolaan sampahnya yang sudah baik.
 
Rombongan awak media baik cetak, elektronik maupun online yang dipimpin Asisten Administrasi Umum I Wayan Suarjana dan didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali A.A Oka Sutha Diana mengunjungi beberapa lokasi terkait pengelolaan sampah di Surabaya, Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).
 
Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Pusat Daur Ulang Jambangan. Di lokasi yang mulai beroperasi tahun 2016 ini sampah organik dan anorganik yang dikumpulkan dari seluruh kelurahan Jambangan dipilah dan diolah menjadi pupuk organik. Dengan bermodal 25 gerobak sampah, PDU Jambangan bisa mengumpulkan sampah sebanyak 5-6 ton. Pengawas PDU Jambangan Hadi Waskito mengatakan fasilitas ini bisa mengurangi sekitar 50 persen sampah yang dibawa ke TPA. 
 
“Jadi 2,5 sampai tiga ton kita olah disini menjadi [pupuk-red] organik,” kata Waskito. 
Ia menambahkan kompos yang dihasilkan dari PDU Jambangan didistribusikan ke seluruh taman-taman yang ada di Surabaya. Selain itu masyarakat ber-KTP Surabaya boleh mengambil secara gratis, termasuk instansi pemerintah seperti kelurahan, kecamatan, puskesmas dan sekolah.
 
[pilihan-redaksi2]
Salah satu kelebihan PDU Jambangan adalah penggunaan larva lalat tentara hitam untuk mempercepat proses pengomposan. Selain bisa digunakan sebagai kompos, larva lalat tentara hitam juga punya nilai tambah lain sebagai pakan ternak.  Kelebihan lainnya adalah fasilitas ini juga dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) mini yang bisa menghasilkan listrik 4000 Watt yang cukup untuk kebutuhan operasional PDU Jambangan.
 
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Andhini Kusumawardani Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya mengatakan fasilitas TPST-3R seperti ini sudah ada tiga di Surabaya, yakni di Jambangan, Sutorejo dan Tambak Oso Wilangun. “Yang di Sutorejo bantuan dari Kitakyushu, yang ini bantuan dari KLHK dan di Tambak Oso kami bikin sendiri,” kata Andhini. Karena kesuksesannya, Pemkot Surabaya tahun ini membuat lima lagi yang direncanakan bisa beroperasi tahun 2020. Berdasarkan pengalaman di Tambak Oso Wilangun, Andhini mengatakan anggaran yang diperlukan untuk membuat satu TPST-3R sebesar 2 milyar rupiah. (bbn/humasbali/rob)

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami