Denpasar Tuan Rumah Indonesia Creative City Forum 2020
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Dikukuhkannya Denpasar sebagai Kota Kreatif Indonesia Tahun 2019 menjadikan ibukota Provinsi Bali ini sebagai parameter pengembangan Ekonomi Kreatif.
[pilihan-redaksi]
Atas kesukseskan tersebut, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didapuk menjadi Narasumber dengan Materi Denpasar The City Of Culture (Denpasar Kota Budaya) serangkaian Indonesia Architectur Forum Tahun 2019 yang digelar di Rumah Sanur Creative Hub, Jumat (11/10).
Kegiatan yang menghadirkan insan kreatif, akademisi, praktisi, stake holder arsitektur, Ikatan Arsitek Indonesia Provinsi Bali serta kalangan pemerintahan ini menjadi ajang diksusi guna mendukung pengembangan sektor arsitektur. Hadir langsung dalam kesempatan tersebut Kepala Bekraf RI, Triawan Munaf serta narasumber lainya.
Dalam kesempatan tersebut turut dilaksanakan penandatanganan MoU antara Bekraf Kota Denpasar dengan Indonesia Creative City Forum (ICCF) perihal pelaksanaan ICCF Tahun 2020 di Kota Denpasar. Serta peluncuran Buku Colaborative Inovation.
Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra dalam paparanya menjelaskan bahwa Denpasar sesuai dengan visi misi pembangunan Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya secara berkelanjutan terus mendukung pengembangan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif dan Kota Budaya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Dimana, salah satu elemen penting ekonomi kreatif adalah arsitektur sebagai bagian dari Budaya.
"Di Bali sendiri arsitektur merupakan gambaran akan sebuah peradaban. Dalam setiap senti gaya arsitektur selalu memiliki makna komunikasi dan penanda peradaban. Sehingga keberadaan arsitektur yang khas harus tetap dipertahankan," kata Rai Mantra.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa beragam inovasi telah dilaksanakan Kota Denpasar guna mendukung Kota Kreatif dan Kota Budaya. Hal ini dimplementasikan dengan membangun ekosistem, infrastruktur dan networking ekonomi kreatif yang bermuara pada orange ekonomi.
"Jadi jika dilihat dari sejarah bahwa segala bentuk aktivitas manusia adalah kreativitas," ujar Rai Mantra.
Rai Mantra menekankan bahwa adapun yang menjadi tantangan adalah bagaimana budaya dan kearifan lokal dapat berkembang dan berkelanjutan. Dimana, perkembangan kreativitas sejatinya telah berlangsung sejak lama di Bali. Namun demikian pengembangan ekonomi kreatif sebagai pendukung pariwisata budaya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menginterprestasikan.
Selain itu, dengan adanya revolusi industri 4.0 menjadi peluang bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif. Hal ini lantaran setiap budaya memiliki cerita.
"Hal-hal inilah yang perlu kita kuatkan untuk mendukung eksistensi budaya dalam era revolusi industri 4.0 yang merupakan elemen ekonomi kreatif yang bergerak dalam orange ekonomi," paparnya.
[pilihan-redaksi2]
Di Denpasar sendiri berbagai upaya telah dilaksanakan guna mewujudkan Denpasar Kota Kreatif dan Kota Budaya dengan konsep merubah sesuatu yang awalnya tidak bernilai menjadi bernilai. Seperti halnya Rebranding Tukad Badung, Festival Kreatif, Pelatihan, Ruang Kreatif, Mewujudkan Denpasar Heritage City dengan pengembangan kawasan Zona Z Gajah Mada, Creative Works, Jelajah Budaya serta lainya.
"Mengubah pola pikir masyarakat dan memberdayakan komunitas sehingga mampu menghasilkan dan mengubah sesuatu yang awalnya tidak bermanfaat menjadi bermanfaat dan bernilai ekonomis serta mampu menjadi iklim kreatif yang edukatif dengan mempertahankan jiwa dan keaslian kebudayaan lokal," ujar Rai Mantra.
Reporter: Humas Denpasar