search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bali Waspadai Masuknya Wabah Flu Babi Afrika
Jumat, 27 Desember 2019, 17:45 WITA Follow
image

beritabali.com/file

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Meski belum ada laporan ternak babi yang mati akibat wabah flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali telah menyiapkan langkah-langkah pencegahan dan persiapan jika seandainya wabah yang menyerang babi ini terjadi di Bali.

"Kalau virus ASF masuk ke Bali, kami sudah ada SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk mengatasi ancaman virus ASF. Kita sudah melakukan pelatihan dan ada simulasi jika nanti memang benar virus ASF sudah masuk Bali, sudah ada SOP siapa dan berbuat apa,"ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana, dalam jumpa pers di Denpasar, Jumat (27/12/2019). 

Untuk mengantisipasi masuknya wabah Flu Babi Afrika African Swine Fever (ASF) masuk ke Bali, Wayan Mardiana mengatakan pihaknya juga menerapkan larangan masuknya daging babi dari luar ke Bali. 

"Kita sudah larang masuknya aneka produk olahan daging babi dari luar ke Bali, karena penularan virus ASF bisa terjadi dari sisa makanan berbahan daging babi. Ini sudah terjadi penularan dari China ke Philipina dan ke Timor Leste. Di Timor Leste wabah ASF bisa terjadi karena pekerja asal China membawa makanan dari daging babi seperti sosis, dendeng, daging burger, dan lainnya,"ujar Wayan Mardiana.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, kata Wayan Mardiana, juga melarang peternak babi memberi makanan ternak babinya dari sisa makanan yang dihasilkan dari hotel ataupun sisa makanan dari pesawat udara, terutama yang berasal dari wilayah terjangkit wabah Flu Babi Afrika.

"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Bandara Ngurah Rai, Pelindo, Bea Cukai, Kepolisian, hingga ke gabungan pengusaha ternak babi, terkait larangan memanfaatkan sisa makanan yang dihasilkan dari pesawat udara yang berasal dari daerah terinfeksi virus ASF. Makanan sisa pesawat udara tidak boleh diberi ternak babi dan harus dimusnahkan,"tegasnya. 

Jika masyarakat masih ada yang memanfaatkan sisa makanan untuk pakan babi, maka sisa makanan yang akan diberi ternak babi harus dimasak sempurna dengan suhu di atas 70 derajat celcius dengan harapan virus akan mati. 

"Virus ini (Flu Babi Afrika) belum ada obatnya. Di China dan negara lain belum mampu menghasilkan obat untuk membunuhh virus ASF ini, jadi yang baru bisa dilakukan adalah tindakan pencegahan,"ujarnya.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami