Babi Mati di Bali Capai 888 Ekor, Ini Himbauan untuk Peternak
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ratusan babi di beberapa wilayah kabupaten di Bali mati mendadak akibat penyakit menular yang hingga kini belum diketahui secara pasti. Untuk mencegah semakin banyak babi yang mati, pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengelurkan beberapa himbauan untuk para peternak.
BACA JUGA: Babi Mati Tembus 888 Ekor, Distan Bali: Kami Belum Tahu Sebab Pastinya
"Kami himbau kepada para peternak di Bali agar segera melaporkan jika ada babi yang mati mendadak dengan ciri-ciri demam tinggi, kemerahan pada kulit, dan diare ke petugas dan dinas peternakan setempat. Kedua segera mengubur babi yang sudah mati. Ketiga jangan menjual babi yang sakit untuk dikonsumsi dagingnya. Keempat awasi secara ketat orang keluar masuk kandang. Kelima jika masak daging babi agar dimasak dengan suhu di atas 70 derajat selama 30 menit atau lebih," jelas I Ketut Gede Nata Kesuma, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali, saat memberi keterangan kepada wartawan, di Denpasar, Jumat (31/1/2020).
Nata Kesuma menambahkan, jika diduga penyakit yang menyerang babi di Bali karena African Swine Fever (ASF), maka penyakit ini bersifat "zoonosis" atau tidak menular kepada manusia.
BACA JUGA: 20 Babi Mati Mendadak di Desa Cau Belayu, Distan Tabanan Ambil Contoh Darah
"Jadi kami sampaikan daging babi masih aman untuk dikonsumsi karena penyakit yang menyerang babi ini tidak menular pada manusia," ujarnya.
Hingga kini pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengaku belum mengetahui penyebab pasti matinya ratusan ekor babi di Bali ini, karena masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Balai Besar Veteriner (bbvet) Medan.
BACA JUGA: Angka Kematian Capai 700 Ekor, Kadis: Daging Babi Masih Aman Dikonsumsi
Kematian babi tertinggi terjadi di kabupaten Badung yakni berjumlah 598 ekor dan kabupaten Tabanan berjumlah 219 ekor. Di kota Denpasar jumlahnya 45 ekor dan kabupaten Gianyar jumlahnya 24 ekor. Di kabupaten Bangli dan kabupaten Karangasem masing-masing satu ekor. Dan yang masih nihil kematian babi yakni Jembrana, Buleleng dan Klungkung.
BACA JUGA: Ratusan Babi di Bali Mati Karena "Penyakit Baru Yang Ganas"
Meski jumlah babi yang mati sudah mencapai 888 ekor dan kemungkinan akan bertambah, namun kondisi ini dipastikan tidak mengganggu stok daging babi jelang hari raya Galungan di bulan Februari, karena jumlah ternak babi di Bali mencapai 800 ribu ekor lebih.
BACA JUGA: Cegah Meluasnya Kematian Babi, Peternak Diminta Terapkan Bio Sekuriti Secara Ketat
Terkait matinya ratusan ekor babi dalam tempo singkat, pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali sudah menempatkan puluhan personel di 26 lokasi di Bali untuk memantau kematian babi ini. Jika kematian babi belum bisa diatasi, kasus kematian babi dikhawatirkan akan semakin meluas ke seluruh wilayah Bali.
Reporter: bbn/tim