search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jokowi Minta Waspadai Dampak Fenomena La Nina
Selasa, 13 Oktober 2020, 11:55 WITA Follow
image

bbn/Liputan6.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya untuk mengantisipasi terjadinya potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor. Upaya ini berdasarkan laporan bahwa curah hujan diprediksi akan mengalami peningkatan hingga 40 persen akibat fenomena La Nina. 

"Saya ingin agar kita semuanya menyiapkan diri mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Selasa (13/10/2020) dikutip dari Liputan6.com.

Selain itu, Jokowi juga meminta agar para menteri mewaspadai dampak fenomena La Nina terhadap sektor pertanian, perhubungan, dan perikanan. Pasalnya, kenaikan curah hujan kali ini cukup tinggi.

"Karena 20 sampai 40 persen itu bukan kenaikan yang kecil," katanya.

Jokowi juga memerintahkan agar informasi perkembangan cuaca segera disebarluaskan ke seluruh provinsi. Dengan begitu, semua daerah siap menghadapi curah hujan yang tinggi.

"Disebarluaskan informasi mengenai perkembangan cuaca secepat-cepatnya ke seluruh provinsi dan daerah. Sehingga tahu semuanya sebetulnya curah hujan bulanan ke depan ini akan terjadi kenaikan seperti apa," jelas Jokowi.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan iklim La-Nina sedang berkembang.

BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020. Diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.

"Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Herizal kepada wartawan, Sabtu 3 Oktober 2020.

Namun demikian, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera. Selanjutnya pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami