search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kondisi Taman Teknologi Pertanian di Desa Sanda Tanpa Aktivitas
Minggu, 21 Maret 2021, 22:20 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Keadaan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan masih belum jelas. 

Sejak diserahkan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan pada 2019, di tempat yang direncanakan menjadi penelitian untuk sektor pertanian ini malah tanpa aktivitas.  

Hampir sebagian besar lahannya yang memiliki luas lebih dari enam hektar terpantau justru hanya ditata seadanya. Meski ada beberapa unit bangunan penunjang, justru keberadaannya lebih sering lowong. Sekalipun TTP itu kini sudah dilengkapi dengan dua embung membran.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana menyebutkan, situasi itu tidak lepas dari ketiadaan tenaga atau sumber daya manusia (SDM). Khususnya yang berkompeten di bidang teknologi pertanian sesuai dengan namanya.

“Kami sudah mengupayakan agar bisa dijadikan UPTD. Sehingga ada tenaga khusus yang bertugas di sana. Hasil koordinasi sementara ini dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali belum bisa,” jelas Budana, Minggu (20/3).

Dikatakannya, gagasan untuk mengupayakan agar TTP tersebut menjadi UPTD bukan tanpa sebab. Meniru langkah yang diterapkan di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, TTP setempat telah berbentuk UPTD.

“Gambaran awalnya seperti itu. Kami berharap bisa jadi UPTD. Tapi belum disetujui provinsi,” sebutnya.

Selain mengajukan usulan itu, pihaknya juga telah berinisiatif untuk meminta masukan sejumlah akademisi. Setidaknya ada tiga profesor dari Universitas Udayana yang telah diminta pendapatnya terkait aktivitas apa yang bisa dikembangkan di TTP Sanda.

“Itu inisiatif kami tanpa anggaran. Maksudnya agar ada aktivitas di TTP sesuai dengan namanya. Hasil diskusi kami dengan beberapa akademisi, salah satunya membuat greenhouse,” ungkapnya.

Keberadaan greenhouse diharapkan bisa menjadi tempat uji coba pola tanam dari berbagai jenis tanaman. Baik hortikultura atau pangan. Terlebih TTP juga sudah dilengkapi dengan sarana gedung penunjang seperti gedung alsinta (alat dan mesin pertanian), gedung hasil pengolahan, dan beberapa gedung lainnya.

“Sebenarnya program kami seperti itu. Supaya jalan. Namanya Taman Teknologi Pertanian. Ya biar sesuai dengan namanya. Tetapi sekarang ini kendalanya yang pertama adalah tenaga,” jelasnya.

Menurutnya, kalau mengandalkan tenaga atau SDM dari Dinas Pertanian sendiri, jumlah yang ada saat ini sudah sangat terbatas.

Sempat juga ada usulan untuk menempatkan Pegawai Penyuluh Lapangan (PPL) di sana. Namun, itu hanya bisa dilukan sebatas dua orang saja. Itupun dengan tugas sebatas memelihara dan mengawasi gedung dan areal TTP.

“Mesti tenaga khusus. Misalnya, mengolah kopi. Tenaga yang kompeten di bidang itu. Sempat kami mengusulkan untuk pembibitan benih sayuran. Namun terbatas anggaran. Dua (hal) ini yang penting. Tenaga khusus dan dukungan anggaran,” tegasnya.

Sebelumnya, Sabtu (19/3), keberadaan TTP Sanda ini sempat diinspeksi Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. Setelah mendengarkan paparan mengenai situasi TTP terkini, dia meminta pemanfaatan atau aktivitas di TTP Sanda dikaji bareng kelompok ahli. 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami