search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Takut Disensus, Petani di Selemadeg Barat Pilih Gantung Diri
Selasa, 27 April 2021, 22:10 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Nahas yang dialami almarhum Sutari alias I Wayan J, petani kelahiran 1952 dan saat ini tinggal di  Banjar Angkah Gede, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, diketahui pada Selasa, 27 April 2021. 

Petani yang sempat tinggal di Kampung Tri Kaya, RT/RW: 012/004, Desa Trikarya, Kecamatan, Penawar Tama, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung diduga takut saat akan dilakukan sensus penduduk karena tidak memiliki surat keterangan identitas seperti KTP atau Kartu Keluarga sejak pindah dari Lampung pada dua tahun lalu. 

Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, awalnya anak korban pada Selasa (27/4) sekira Pukul 06.30 WITA  bangun dan melihat ayahnya tidak ada di rumah sedangkan sepeda motornya masih ada. Sekitar Pukul 08.00 WITA ia pergi bekerja di kebun milik seorang warga. 

Pukul 11.30 WITA anak korban pulang dan ayahnya juga tidak ada di rumah. Selanjutnya dicari ke kebun sebelah barat berlokasi di Banjar Samsaman namun tidak ada. Lantas dicari ke kebun sebelah timur di Banjar Angkah Gede juga tidak ditemukan. 

Pukul 13.00 WITA anak korban kembali bekerja di kebun. Sekitar Pukul 14.30 WITA anak korban mendatapkan informasi jika ayahnya meninggal dalam kondisi gantung diri. Pukul 15.00 WITA personel Polsek Selemadeg Barat tiba di lokasi. 

Korban masih menggantung pada pohon manggis, selanjutnya dilakukan pemeriksaan luar dari petugas kesehatan Puskesmas Selemadeg Barat. 

“Diduga korban korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri diakibatkan merasa takut akan adanya sensus penduduk,” kata Kasubbag Humas Polres Tabanan IPTU I Nyoman Subagia, Selasa (27/4). 

Setelah dilakukan pemeriksaan luar, warga masyarakat sekitar melakukan evakuasi jenazah korban dan dibawa ke rumah duka. “Dari pihak keluarga tidak melakukan autopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah,” ujar IPTU Subagia. 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami