search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
6 Tahun Dikarantina, Penyu Hijau dan Penyu Sisik Bobot 60 Kg Dilepasliarkan
Minggu, 23 Mei 2021, 22:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Seekor Penyu Hijau (Chelonia mydas) dan seekor Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate) dilepasliarkan di Pantai Cucukan Gianyar, Minggu (23/5) sore. 

Satwa dilindungi ini diangkut menggunakan perahu ke tengah laut oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali dan Lembaga Konservasi Bali Safari and Marine Park. 

Dua penyu ini merupakan hasil sitaan terhadap perburuan liar yang dikarantina di Bali Safari sejak Tahun 2015 silam. Selama 6 tahun, dua penyu ini mendapatkan perawatan khusus hingga dinyatakan pulih dan layak untuk dikembalikan ke alam. 

Kasubag Tata Usaha BKSDA Bali, Prabonomerwanto mengatakan pelepasan ini bertepatan dengan Hari Penyu Sedunia (World Turtle Day). 

"Terima kasih Bali Safari yang telah memelihara titipan penyu hasil sitaan pemerintah. Dua penyu tersebut hasil sitaan kepolisian kehutanan bersama BKSDA Bali 2015," jelasnya. 

Prabonomerwanto menjelaskan, kondisi penyu saat disita kurang sehat dan tidak stabil. Kini setelah dilepasliarkan, Prabono mengajak masyarakat  bisa ikut memelihara satwa penyu. Dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia, lima diantara berkembang biak di Indonesia.

"Mari bersama BKSDA Bali mengamankan seluruh pesisir Bali yang menjadi tempat berkembangbiak penyu salah satunya di Pantai cucukan," ucapnya. 

Salah satu tim medis Bali Safari, drh Syahrial Kurnia Bimantaka didampingi Operasional Manager Bali Safari, Ketut Suardana menyampaikan sebelum dilepasliarkan dua jenis penyu tersebut melewati serangkaian proses, monitoring dan berdiskusi dengan BKSDA. 

Drh Syahrial Kurnia menjelaskan sebagai lembaga konservasi terbesar di Bali yang fokus pada konservasi satwa liar, Bali Safari selalu berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. BKSDA Bali merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

Syahrial menyampaikan BKSDA Bali menjadi partner lembaga konservasi dalam kegiatan konservasi satwa seperti penyelamatan dan perlindungan satwa, serta pendampingan kegiatan konservasi. BKSDA menitipkan penyu di Bali Safari yang diperoleh dari hasil sitaan perburuan liar di tahun 2015. Selama dititipkan di Bali Safari, penyu tersebut dipersiapkan agar dapat dilepasliarkan kembali ke lautan lepas.

"Setiap harinya penyu tersebut diberikan pakan alami secara rutin dan normal seperti rumput laut dan ikan sarden, kolamnya juga diberikan arus sehingga penyu dapat berlatih seperti berada di perairan laut, kondisinya pun selalu dipantau oleh keeper (perawat satwa), dokter hewan dan asisten curator," jelasnya.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami