Artha Dharma Kembangkan Endek Pewarna Alam yang Lebih Diminati Pasar Internasional
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Keindahan kain tenun endek selain digemari oleh masyarakat lokal, juga diburu oleh pegiat fesyen mancanegara.
Menjadi sebuah tantangan bagi para penenun endek untuk memenuhi standar kualitas yang sesuai guna memenuhi permintaan dari luar negeri.
Tantangan itu dijawab oleh Artha Dharma, penenunan endek dari Desa Sinabun, Buleleng dengan menerapkan pewarnaan pada kain endeknya menggunakan pewarna yang berasal dari bahan-bahan alami yang lebih menarik minat pembeli mancanegara.
“Karena jika menggunakan pewarna berbahan alami akan lebih aman terhadap kulit yang sensitif, selain itu juga lebih ramah lingkungan, maka dari itu lebih diminati oleh masyarakat di luar negeri” jelas I Ketut Rajin, pendiri Pertenunan Artha Dharma saat ditemui di penenunannya pada Selasa (21/5).
Rajin mengatakan penggunaan pewarna tenun itu bahannya diekstrak dari tumbuh-tumbuhan. Seperti untuk membuat warna cokelat pastel, bahan yang digunakan adalah ekstrak kulit akar mengkudu dan kraras atau daun pisang kering.
Dirinya menambahkan, selain karena ramah lingkungan dan aman untuk kulit sensitif, pewarna alam seperti ini juga digemari oleh pembeli mancanegara karena mereka cenderung menyukai warna-warna pastel untuk kain motif tradisional.
Hal ini memang sebaliknya dengan pembeli domestik yang pada umumnya menyukai warna-warna yang pekat dan terang.
Metode pembuatannya pun meski dengan pewana alam namun agar tetap menjaga kualitasnya dan keawetannya, Rajin menggunakan metode pencelupan kain dengan menggunakan teknologi nano pasta.
Ketut Rajin mengatakan, upaya ini juga sejalan dengan kepeduliannya terhadap lingkungan. Sejak awal, memang dirinya selama memproduksi endek di pertenunannya lebih mengandalkan bahan-bahan yang alami.
Bahkan, selain dari segi pewarnaan, dirinya juga berencana akan memproduksi bahan benangnya sendiri dengan budidaya ulat sutra. Hal itu juga kata Rajin sejalan dengan konsep menciptakan industri kerajinan tenun endek dari hulu ke hilir.
Reporter: Diskominfo Buleleng