search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Keunikan Ritual Mebiasa di Pura Kahyangan Tiga Desa Umahanyar
Rabu, 2 Juni 2021, 12:10 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Ada yang unik dari pelaksanaan upacara piodalan di Pura Kahyangan Tiga Desa Adat Umahanyar, Mambal, Abiansemal, Badung, yang disebut "Mebiasa" yaitu prosesi Ida Batara setelah ritual dari "lunge" ke Beji.

Usai 'lunge' ke Beji, Ida Batara melinggih di gedong masing-masing, maka selanjutnya dihaturkan upacara penyambutan kepada beliau. Dalam prosesi tersebut diwarnai tari-tarian seperti Tari Rejang Dewa dan Rejang Renteng atau Pependetan. Jika nanti semua kegiatan telah dilakukan, ritual "Mebiasa" mulai disiapkan.

"Dimana dalam kegiatan Mebiasa ada kegiatan unik dan sakral, yang hanya boleh dilakukan para Pemangku atau Dasaran di Pura saja. Sedangkan orang lain tidak boleh menarikannya," jelasnya tutur Jero Bendesa I Ketut Nuridja, SH,MKn belum lama ini.

Sebanyak 4 Pemangku terlibat menari dalam prosesi tersebut sembari membawa kain putih, kuning, merah dan ada juga membawa kain berwarna hitam diiringi dengan tetabuhan gong khusus.

"Tarian tersebut dalam kegiatan upacara juga melakukan meider sebanyak 3 kali," ungkapnya.

Setelah para Pemangku selesai menari selanjutnya diikuti kaum pria sebanyak 4 orang terdiri hanya para Mangku dan Dasaran saja yang boleh mengikuti tarian tersebut sembari membawa arak dan brem tetabuhan.

"Jadi krama desa adat penyungsung tidak pernah berani masuk menggambil kegiatan tersebut selain para Mangku dan Dasaran saja," katanya.

Dalam prosesi Mebiasa biasanya ada membawa tebu, tumbak serta ada juga membawa pohon dapdap. Selanjutnya ada juga ritual penyeblehan ayam dan memeri (itik kecil). 

Setelah selesai ritual tersebut maka ada jeda sebentar, setelah itu baru Ida Betara Tedun ke Jaba Pura sepisanan menghaturkan segehan Agung dalam rangka menggembalikan Butha kala yang telah diturunkan atau diundang untuk turun sebelumnya dalam kegiatan upacara.

Dirinya menambahkan, setelah Ida Betara tedun selanjutnya dikembalikan ke sunya. Kemudian kembali ke jeroan Pura untuk selanjutnya Ida Betara melinggiang ke masing-masing gedong pelinggih.

"Sampai prosesi tersebut maka selesai sudah pelaksanaan upakara di Pura," tutup Nuridja.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami