search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Operasi Kelahiran Caesar Tanpa Alasan Medis Bisa Berisiko
Jumat, 18 Juni 2021, 11:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Operasi Kelahiran Caesar Tanpa Alasan Medis Bisa Berisiko

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Jumlah persalinan melalui operasi caesar dipredikasi akan terus meningkat seiring bertambahnya waktu. Fakta itu terungkap dalam penelitian yang baru dirilis oleh Organisasi kesehatan dunia.

Dalam penelitian itu, disebutkan bahwa kini sebanyak 25 persen dari total kelahiran ialah melalui operasi caesar. Jumlah tersebut akan terus meningkat selama satu dekade mendatang. Selain itu, pada tahun 2030 nanti, diprediksi bahwa hampir sepertiga dari semua kelahiran akan melalui operasi caesar.

Operasi caesar mungkin bisa jadi salah satu cara penting untuk menyelamatkan jiwa. Tapi operasi ini juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan jangka pendek dan panjang pada perempuan dan bayi. Terlebih jika dilakukan saat tidak ada kebutuhan medis.

“Operasi caesar sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dalam situasi di mana persalinan pervaginam akan menimbulkan risiko, jadi semua sistem kesehatan harus memastikan akses tepat waktu bagi semua wanita saat dibutuhkan,” kata Dr. Ian Askew, Direktur Departemen Kesehatan dan Penelitian Seksual dan Reproduksi WHO. program bersama PBB.

“Tetapi tidak semua operasi caesar yang dilakukan saat ini diperlukan karena alasan medis. Prosedur bedah yang tidak perlu bisa berbahaya, baik bagi perempuan maupun bayinya.”

Operasi caesar dapat menjadi penting dalam situasi seperti persalinan di usia tua atau terhambat, gawat janin, atau karena bayi berada dalam posisi abnormal.

Namun, seperti semua operasi, mereka dapat memiliki risiko. Ini termasuk potensi perdarahan berat atau infeksi, waktu pemulihan yang lebih lambat setelah melahirkan, keterlambatan dalam menyusui dan kontak kulit-ke-kulit, dan peningkatan kemungkinan komplikasi pada kehamilan berikutnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami