search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kakak Beradik Bikin Tato Untuk Kenang Mendiang Ayah
Kamis, 1 Juli 2021, 12:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Kakak Beradik Bikin Tato Untuk Kenang Mendiang Ayah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Dua saudara perempuan yang kehilangan ayah karena Covid-19 mengabadikan perpisahan dengan menggunakan pesan terakhir yang tinggalkan dalam bentuk tato.

Anna Harp (28) dan Abrielle Clausing (21) menerima catatan terakhir dari ayah, Rudolph Clausing pada bulan Januari yang berbunyi: "Ini adalah kehidupan yang sangat baik."

Menyadur Fox News Kamis (01/07), dua wanita itu memutuskan untuk membuat tato dari catatan ayah mereka untuk mengenang sekaligus simbol untuk menjalani kehidupan.

"Kami berdua ingin membuat tato," kata Harp kepada Fox News sambil mencatat bahwa pesan terakhir ayahnya adalah tato keempatnya dan yang pertama untuk Clausing.

Menurut pendapat Harp, tidak ada yang lebih istimewa daripada pesan terakhir yang ditinggalkan ayahnya untuk dia dan adik perempuannya.

Saudara yang berasal dari Siloam Springs, Arkansas itu kemudian pergi ke seniman tato favorit Harp, Dustin Cleveland di Tulsa, Oklahoma, untuk mendapatkan versi mereka sendiri dari catatan ayah.

Harp memilih desain tato catatan ayahnya dengan dua bunga dogwood favoritnya. Clausing, di sisi lain, memilih untuk menato kata-kata ayahnya dengan tulisan tangannya.

Harp membagikan klip pendek tentang tato mereka di TikTok dan langsung viral dengan lebih dari satu juta penonton dan ribuan komentar yang mendukung.

Rudolph sakit karena Covid-19 pada musim gugur. Dia baru mengetahui menderita penyakit paru-paru interstisial sesaat sebelum pandemi dimulai pada Maret 2020.

Keduanya melakukan yang terbaik untuk menjaga jarak dan memakai masker demi menjaga ayah mereka setelah mengetahui tentang penyakit paru-parunya.

"Kami bahkan tidak terlalu sering melihatnya karena kami sangat khawatir," jelas Harp. "Tapi pada dasarnya mimpi buruk kami jadi nyata karena kami sangat khawatir dan itu terjadi."

Setelah pertempuran dua bulan dengan Covid-19, Rudolph meninggal pada usia 66 pada 13 Januari.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami