search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tukang Servis Dinamo Tewas Diduga Kena Mesin Gerinda
Jumat, 3 Desember 2021, 14:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tukang Servis Dinamo Tewas Diduga Kena Mesin Gerinda.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

AK (37 tahun) pria asal lingkungan Pengendong kelurahan Prapen kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah inisial AK ditemukan tewas di dapur rumahnya. 

Korban tewas diduga akibat lehernya terkena mesin gerinda saat bekerja. Kapolres Lombok Tengah, AKBP Hery Indra Cahyono melalui Kapolsek Praya, IPTU Hariono membenarkan kejadian tersebut. 

Kecelakaan yang menimpa AK diduga karena lehernya tergores mesin gerinda ketika sedang bekerja pada Rabu malam (1/12) sekitar pukul 20.30 WITA.

"Dari hasil investigasi, kuat dugaan korban tewas lantaran lehernya tergores mesin gerinda. Korban ini merupakan seorang tukang bengkel servis dinamo," kata Hariono.

Adapun saksi saat kejadian diantaranya Istri korban atas nama Suciati (35 tahun) dan adik kandung korban atas nama Fahmi (26 tahun). Hariono menjelaskan kronologis kejadian, sekitar pukul 18.00 WITA (Ba'da magrib) Fahmi baru pulang dari rumah saudaranya di desa Bunut Baok. 

Sesampainya di TKP, Fahmi menemukan korban sedang duduk-duduk di depan rumah  sendirian. 

"Kemudian Fahmi masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan mobilnya untuk shalat Isya. Setelah selesai shalat Isya, Fahmi hendak beristirahat di rumahnya, yang lokasi rumah dan TKP bersebelahan," jelas Kapolsek.

Kemudian, lanjut Hariono, Fahmi mendengar korban sedang bekerja seperti sedang menggerinda di TKP. Setelah beberapa saat listrik rumah konslet atau kilometer kembali. Fahmi akhirnya keluar kamar untuk menyalakan kembali listrik dan bertemu dengan korban di depan pintu rumah Fahmi.

Lokasi kilometer listrik berada di rumah Fahmi. Setelah bertemu dengan korban yang hendak mengembalikan kilometer listrik, Fahmi mengatakan kepada korban 'biar dah saya yang kembalikan saklar kilometernya'. Setelah mendengar perkataan Fahmi, korban kembali ke dalam rumah melanjutkan untuk bekerja. 

Sekitar 15 menit kemudian, Fahmi mendengar suara seperti sapi disembelih. Namun Fahmi tidak berani keluar rumah dan mengatakan kepada istri korban agar mengunci pintu dan tidak keluar rumah karena takut.

Setelah mendengar suara gerinda yang tidak berhenti bunyi, kemudian Fahmi mengatakan kepada istri korban untuk melihat korban, apakah sedang bekerja atau tidak, mengingat suara gerinda tetap menyala namun tidak ada suara orang.

"Istri korban akhirnya masuk ke dalam TKP dan sudah mendapati korban terbaring dengan luka di leher. Mengetahui kondisi korban, Suciati berteriak memanggil Fahmi," paparnya.

Setelah Fahmi tiba di TKP, ia sudah mendapati korban terbaring telentang dengan luka di leher dan gerinda berada di samping badan korban dalam posisi gerinda menyala. Fahmi langsung mematikan gerinda dan warga sekitar TKP yang mendengar teriakan istri korban berdatangan untuk memberikan pertolongan namun korban sudah meninggal dunia.

Warga akhirnya memindahkan korban dari TKP ke rumah Fahmi. Akibat kejadian tersebut, keluarga korban menolak untuk dilakukan proses otopsi, dan menanda tangani surat pernyataan penolakan otopsi.

"Keluarga korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak melanjutkan proses hukum," ungkap Hariono.

Adapun luka yang dialami korban berdasarkan visum luar yakni luka robek pada leher dengan lebar sekitar 7 cm tembus sampai dengan kerongkongan, serta luka lecet pada siku kanan.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami