Budidaya Jahe Merah Kelompok Tani Tunas Nandhini di Melaya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Budidaya Jahe Merah yang memiliki nama latin Zingiber Officinale Var Rubrum Rhizoma adalah tanaman rimpang yang sering kita jumpai di sekitar yang biasanya digunakan sebagai tanaman obat tradisional maupun bumbu dapur.
Jahe merah mengandung zat gingerol dan shogaol sebagai antioksidan coba dibudidayakan oleh petani kebun Kelompok Tani Tunas Nandhini.
Ketua kelompok tani tunas Nandhini I Made Warta (46) Banjar Berawantangi Desa Tuwed, Kecamatan Melaya mengatakan upaya budidaya ini dilakukan dengan memanfaatkan lahan 25 are untuk ditanam jahe merah, dan temulawak.
Selain itu, sisa lahan juga dimanfaatkan untuk menanam lombok untuk dikonsumsi rumah tangga. Untuk menggerakkan warga, mereka membuka pembelian bibit jahe merah untuk ditanam di rumah warga sekitar.
"Usaha kelompok ini dilakoni 6 tahun dengan sistem tanam menggunakan Kaping dan tanam langsung. Bahkan menggunakan Kaping bekas pakan udang," katanya.
Ia juga menjelaskan untuk sistem pengairan memanfaatkan sumber yang ada, terutama pupuk organik yang menggunakan dari kotoran hewan dan memanfaatkan sampah sayur yang di pasar. Bahkan jahe merah sangat ampuh untuk menjaga imun tubuh dan bagus untuk anti oksidan.
"Dengan masa panen 8 bulan sampai 12 bulan dengan upaya kembali secara regenerasi kembali. Satu Kaping yang digunakan itu bisa menghasilkan 3 kg jahe merah. Tinggal di total dari 6 ribu Kaping yang kini dirawat," tegasnya.
I Made Warta sangat berharap terhadap pemerintah daerah memfasilitasi terutama modal dan sistem produksi agar lebih meningkatkan hasil para petani lokal terutama di Kabupaten Jembrana. Sementara para pengepul yang membeli kurang begitu banyak mengambil padahal produk para petani sudah diupayakan maksimal.
Reporter: bbn/jbr