Alasan Turki Tangkap Penyanyi Pop Gulsen Colakoglu
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Turki menahan penyanyi pop Gulsen Bayraktar Colakoglu dan memindahkannya menjadi tahan rumah pada Senin (29/8).
Menurut kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, Gulsen tengah menunggu persidangan atas tuduhan "menghasut atau menghina publik untuk kebencian dan permusuhan."
Gulsen sendiri ditangkap pihak berwenang setelah membuat lelucon tentang sekolah agama di Turki. Sebuah video dari konsernya pada April lalu tersebar di media sosial dan memperlihatkan Gulsen membuat candaan tentang salah satu musisi.
"Dia lulus dari Hatip Imam (sekolah agama). Dari situlah sisi sesatnya berasal," ucap Gulsen dalam video itu.
Beberapa hari klip itu diambil, netizen terus membagikan video tersebut di Twitter dengan tagar menyerukan penangkapan Gulsen. Netizen pengkritik menganggap pernyataan Gulsen itu menyinggung lantaran mengaitkan orang sesat dengan sekolah Hatip Imam.
Hatip Imam merupakan sekolah-sekolah berbasis religius untuk mempersiapkan para siswa menjadi imam dan penceramah. Presiden Recep Tayyip Erdogan termasuk salah satu alumni sekolah tersebut.
Kepolisian Turki tak lama langsung menangkap Gulsen karena dituduh menyebar ujaran kebencian.
Namun, Gulsen menolak tuduhan tersebut. Ia menyatakan bahwa perkataannya itu sekadar guyonan ringan di atas panggung.
Gulsen juga meminta maaf melalui akun Twitter atas bercandaannya yang justru menyinggung sejumlah pihak.
"Saya berguyon dengan rekan saya yang sudah bekerja bersama saya bertahun-tahun lamanya di pekerjaan ini," tulis Gulsen di akun Twitter.
Perempuan itu kemudian mengatakan bahwa guyonannya itu dipelintir oleh orang tak bertanggung jawab seolah menghina sekolah Islam almamater Erdogan.
Sejumlah selebritas, pelaku budaya, termasuk para fan Gulsen ramai-ramai menuntut kepolisian Turki agar membebaskan sang penyanyi Turki itu.
Salah satu yang melontarkan kritik atas penangkapan Gulsen adalah penulis novel Inggris-Turki, Elif Shafak.
"Saya amat menyesalkan penangkapan artis Gulsen. Dia menjadi target karena membela hak kaum perempuan, LGBT+, sekularisme, dan pluralisme. Ini kampanye vonis tanpa pengadilan, taik sesuai nurani," kata Shafak.
"Ketidakadilan terhadap Gulsen harus diakhiri dan dia harus segera dibebaskan," ujarnhya lagi.
Gulsen memang disebut-sebut kerap diincar sejumlah kelompok konservatif Turki karena mendukung hak-hak kaum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer+ (LGBTQ+).(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net