search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ada 'Hujan Berlian' di Sini, Warga Bumi Bisa Kaya Mendadak
Selasa, 20 September 2022, 11:20 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Ada 'Hujan Berlian' di Sini, Warga Bumi Bisa Kaya Mendadak

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Selain emas, berlian juga jadi komoditas yang berharga dan ingin dimiliki banyak orang di bumi. Selain indah, berlian juga langka dan penuh kekuatan, tidak heran setidaknya orang ingin memiliki satu dalam hidupnya.

Namun, di planet lain ternyata berlian mudah ditemukan, bahkan rutin berjatuhan saat hujan. Peneliti di Jerman melakukan penelitian dengan plastik menciptakan presipitasi unik yang terbentuk di dalam Uranus dan Neptunus.

Fisikawan di laboratorium penelitian HZDR Jerman dan salah seorang penulis studi, Dominik Kraus mengatakan presipitasi berlian di kedua planet berbeda dengan hujan di Bumi.

Dia mengatakan pada bawah permukaan kedua planet diyakini memiliki cairan panas dan padat, tempat berlian terbentuk serta secara perlahan tenggelam ke inti berbatu lebih dari 10 ribu kilometer di bawah.

Menurutnya, di sana berlian bisa membentuk lapisan besar membentang ratusan kilometer hingga lebih, dikutip dari Science Alert, Kamis (8/9/2022).

Berlian di Uranus dan Neptunus mungkin tidak mengilap dan bisa dipotong seperti di Bumi, tetapi diperkirakan setangguh material yang sama seperti di Bumi.

Para peneliti meniru proses tersebut dan menemukan campuran yang diperlukan dari karbon, hidrogen, dan oksigen dengan sumber plastik PET. Plastik ini digunakan untuk kemasan makanan sehari-hari dan botol.

Tim peneliti mengubah laser optik bertenaga tinggi pada plastik di SLAC National Accelerator Laboratory di California. Kraus menjelaskan kilatan sinar X sangat singkat dengan kecerahan luar biasa dan mereka dapat menyaksikan proses berlian nano, yang sangat kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.

"Oksigen yang ada dalam jumlah besar di planet-planet itu benar membantu menyedot atom hidrogen dari karbon, jadi sebenarnya berlian lebih mudah terbentuknya," ungkapnya.

Science Alert menyatakan penelitian terkait hujan berlian sampai saat ini masih hipotesis belaka. Ini dikarenakan data dan informasi terkait Uranus dan Neptunus masih sangat sedikit.

Sejauh ini baru satu wahana ruang angkasa, yaitu Voyager 2 NASA, yang melewati kedua planet ini pada 1980-an. Sampai sekarang, data yang dikirimkan sekitar 40 tahun yang lalu tersebut masih digunakan dalam penelitian.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami