search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putin Ungkap Skandal Aliran Senjata Barat ke Ukraina
Kamis, 27 Oktober 2022, 13:55 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Putin Ungkap Skandal Aliran Senjata Barat ke Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemberian bantuan senjata dari negara-negara Barat untuk Ukraina diterpa skandal. Pasokan tersebut diduga bocor ke pasar gelap. 

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan dengan kepala keamanan dan layanan khusus negara-negara Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS).

Pemimpin Rusia itu meminta para peserta pertemuan untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya anti-terorisme dan mencatat bahwa ada "tantangan serius" yang ditimbulkan oleh pasar senjata hitam yang muncul di Ukraina.

Baca: Latihan Nuklir Rusia Dimulai, Putin Warning Risiko Tinggi

Putin mengeklaim bahwa "kelompok kriminal lintas batas" secara aktif terlibat dalam penyelundupan senjata ke wilayah lain dan itu bukan hanya senjata api kecil.

"Ada risiko terus-menerus para penjahat mendapatkan senjata yang lebih kuat, termasuk sistem pertahanan udara portabel dan senjata presisi," tuturnya, dikutip Russia Today, Kamis (27/10/2022).

Pernyataan Putin muncul setelah perwakilan tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia, bulan lalu memperingatkan bahwa pejabat Ukraina yang korup telah membangun saluran untuk mengirimkan senjata yang dipasok Barat ke pasar gelap global.

Sementara itu, pejabat tinggi militer Barat telah mengakui bahwa hampir tidak mungkin untuk secara efektif melacak di mana senjata bernilai miliaran dolar yang dikirim ke Ukraina sebenarnya berakhir.

Inspektur Jenderal Pentagon Sean O'Donnell mengatakan kepada Bloomberg pada Agustus lalu, hampir tidak ada bukti karena Ukraina masih menggunakan kertas "kuitansi tangan" untuk melacak senjata yang dipasok.

CBS News juga melaporkan bahwa sekitar 70 persen senjata yang dipasok ke Ukraina tidak pernah sampai ke garis depan karena harus melewati jaringan "penguasa kekuasaan, oligarki, dan pemain politik".

"Benar-benar tidak ada informasi ke mana mereka pergi sama sekali," tutur Donatella Rovera, penasihat krisis senior Amnesty International.

Menurutnya, fakta bahwa negara-negara yang memasok senjata ini tidak menganggap perlu untuk menerapkan mekanisme pengawasan yang kuat sangat mengkhawatirkan.

Di sisi lain, penasihat presiden Ukraina Mikhail Podoliak bersikeras bahwa tidak ada bukti bahwa senjata yang masuk ke negara itu tidak ditemukan. Ukraina bersikeras bahwa aliran senjata Barat yang tidak terputus adalah kunci kelangsungan hidup negara itu di medan perang.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami