Cewek ABG di Jembrana Ngaku Diculik, Ternyata Hanya Alasan Agar Tak Dimarah Ortu
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Isu penculikan di Bali kembali muncul. Kali ini terjadi di Jembrana. Namun ternyata setelah ditelusuri korban mengaku diculik karena takut dimarahi orang tuanya setelah keluar dengan rekannya.
Korban dugaan penculikan tersebut berinisial gadis berinisial SPY, 18 tahun, mengaku diculik oleh orang tidak dikenal, sehingga kasus tersebut langsung ditangani oleh Satreskrim Polres Jembrana. Informasi tersebut sempat viral di media sosial.
Saat diinterogasi petugas, anak baru gede atau ABG tersebut mengaku mengaku diculik oleh orang tidak dikenal, sehingga kasus tersebut langsung ditangani oleh Satreskrim Polres Jembrana.
Setelah ditunjukkan hasil rekaman CCTV oleh petugas, korban mengaku hanya takut dengan keluarga sehingga membuat cerita penculikan. Ternyata korban mengenal pelaku dan membuat cerita lantaran takut dimarah oleh keluarga.
Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana saat dikonfirmasi awak media mengatakan, Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, ternyata korban mengenal pelaku dan membuat cerita lantaran takut dimarah oleh keluarga, Kamis (16/2/2023).
"Kasus penculikan itu tidak benar, setelah anggota melakukan penyelidikan dengan mendatangi rumah korban SPY (18) diketahui bahwa korban ini tidak diculik, bahkan mengenal si pengendara ini," jelasnya.
Memang informasi yang beredar di masyarakat, lanjut Dewa Gde, bahwa korban ini diculik, bahkan mengalami tindakan kekerasan sebelum akhirnya diturunkan di sebuah SPBU yang ada di Kecamatan Negara.
"Kemungkinan takut dengan keluarga karena keluar tanpa izin, dan meminta dijemput di daerah Negara, jadi membuat alibi diculik," ucapnya.
Hasil penyelidikan petugas lewat CCTV dan informasi dari warga, diketahui korban tidak dipaksa untuk masuk mobil, sehingga kecurigaan pihak kepolisian kejadian tersebut bukan penculikan.
"Hasil rekaman CCTV menunjukan korban ini masuk ke dalam mobil tanpa paksaan," katanya
Dewa Gde mengaku, setelah korban diintrogasi dan ditunjukan rekaman CCTV, akhirnya korban mengaku bahwa mengenal pengendara mobil tersebut.
"Korban sudah mengakui bukan penculikan, dia (korban) takut dengan pasangan dan keluarga, takut keluar dengan orang lain, sehingga mengaku diculik," terangnya.
Dewa Juliana menambahkan, karena informasi adanya penculikan ini sudah tersebar di grup-grup whatsapp (WA) serta di beberapa medsos, sehingga pihaknya mengimbau jangan mempercayai informasi yang belum pasti kebenarannya.
"Kalau ada yang menyebarkan informasi serupa agar melakukan konfirmasi ke Babin desa setempat," ujarnya.
Dirinya mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan isu tidak pasti kebenarannya. Selain itu untuk seluruh warga agar tidak membuat isu untuk menjadikan perlindungan, sehingga tidak meresahkan.
"Kepada orang tua khusunya agar memberikan pemahaman, jangan sampai kejadian seperti ini terulang. Terpenting, kalau memang tidak kenal dengan orang jangan terbuka," tandasnya.
Lebih lanjut Dewa Gde mengatakan, dalam kasus tersebut, pihaknya hanya akan memberikan pendampingan terhadap korban, karena korban saat ini masih sebagai siswa di salah satu SMK di Jembrana.
"Kita lakukan pendampingan, dan tetap memberikan oengarahan terhadap korban dan keluarga,” tutupnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/jbr