Hubungan Rusia dan Cina Makin Mesra, NATO Mulai 'Panik'
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan tentang meningkatnya hubungan antara Cina dan Rusia. Menurutnya, hal tersebut mendesak negara-negara yang percaya pada "demokrasi dan kebebasan" untuk berdiri bersama melawan kekuatan otoriter.
Adapun, setelah Rusia mengirim pasukan ke Ukraina, Cina berusaha memposisikan dirinya sebagai netral tetapi pada saat yang sama memperdalam hubungan dengan Moskow dan tidak mengutuk invasi tersebut.
Berbicara di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, Stoltenberg mengatakan NATO "mengikuti dengan cermat hubungan yang meningkat dan lebih kuat antara Cina dan Rusia".
Dia mengungkapkan negara-negara itu melakukan latihan militer bersama, serta patroli angkatan laut dan udara.
"Ketika kekuatan otoriter semakin dekat dan bekerja sama lebih erat, makin penting bahwa kita semua yang percaya pada demokrasi dan kebebasan berdiri bersama di NATO, dan dengan mitra kita di seluruh dunia," katanya, dilansir Reuters, Sabtu (18/2/2023).
Stoltenberg mengatakan bahwa Beijing mengawasi perang di Ukraina dengan cermat.
"Jika Presiden (Vladimir) Putin menang di sana, itu akan berdampak pada perhitungan dan keputusan yang akan mereka buat di Beijing," ujarnya.
Perang Rusia di Ukraina telah memicu ketakutan di antara negara-negara Barat bahwa Cina dapat mencoba sesuatu yang serupa di Taiwan, pulau demokrasi yang memiliki pemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
Konferensi Keamanan Munich, yang dimulai Jumat, dihadiri oleh para pemimpin dunia termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Wakil Presiden AS Kamala Harris, dan diplomat top Cina Wang Yi.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net