search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
18 Karya Periodisasi 'Triangle' Wianta Dipamerkan, Warisan Maestro yang Melampaui Masa Depan
Selasa, 20 Juni 2023, 10:09 WITA Follow
image

beritabali/ist/18 Karya Periodisasi 'Triangle' Wianta Dipamerkan, Warisan Maestro yang Melampaui Masa Depan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Sebanyak 18 karya mendiang seniman maestro Made Wianta dipamerkan di Locca Sea House Jimbaran Bali mulai dari tanggal 19 - 30 Juni 2023. 

Pameran bertajuk 'The Mystery of Flying Triangle' yang dirancang sejak tahun lalu, merupakan bagian dari program kerja bersama antara Jhub Art Space, Zen-1 Art Gallery dan Wianta Foundation.

Baca juga:
Triangle' Maestro Wianta Ditampikan di Jimbaran">Misteri Periodisasi 'Triangle' Maestro Wianta Ditampikan di Jimbaran

Dr. Putu Agung Prianta pemilik JHUB Art Space menegaskan pameran ini untuk memberi semangat baru ekosistem seni di Bali supaya bangun dan mengangkat Made Wianta sebagai maestro dunia sebagai seniman asli dan unik (genuine) dari Bali 

"Saya akan membawanya ke dunia supaya dunia agar masyarakat dunia mengapresiasi membantu keluarga Wianta yang memiliki Wianta Foundation," ujarnya usai pembukaan pameran.

Selain itu, ia ingin memberi kesan Jimbaran sebagai destinasi seni baru di Bali. Jadi ini sebagai pemicu atau trigger event berikut di ArtsMoments. 

"Semoga acara ini dapat membangunkan ekosistem seni di Bali untuk dunia," tandasnya.

Agung menjelaskan alasan memberi ruang pameran untuk karya Wianta lantaran kedepan ia ingin mengeksplorasi bahwa seni di Indonesia harus progres ke depan.

"Saya dilahirkan di keluarga kolektor lukisan old master tahun 80 90 an ke belakang. Jadi ini 90 an ke depan saya ingin mengeksplor bahwa seni di Indonesia harus progres," ungkapnya.

Menariknya, dalam pembukaan pameran periodisasi Triangle Wayan Wianta ini menghadirkan Prof Made Bandem yang dinilai sama-sama sebagai maestro di bidangnya dan ingin mengapresiasi keduanya.

"saya ingin memberi semangat seniman-seniman muda di Bali supaya lebih berkarya supaya kita lebih memupuk dan mendorong. Dulu (puncak seni rupa di Bali-re) 1930 an di Ubud sekarang udah tahun 2020 jadi ini long time sudah 90 tahun. It's time to wake up, semangat baru lebih produktif," motivasinya.

Sementara, Nicolaus F. Kuswanto selaku pemilik Zen-1 Art Gallery, mengatakan Wianta merupakan seniman hebat yang dimiliki Indonesia karena sudah sudah melakukan banyak periode pada masanya. Terlebih, periodisasi ini dilakukan jauh hari sebelum masa kini. "Jadi beyond future," sebutnya.

Nico memberi penekanan pameran pada periodisasi Triangle ini bukan tanpa alasan. Menurutnya, periodisasi Triangle Wianta merupakan yang terpenting dari lainnya. Hal ini karena Wianta meskipun seniman yang liar namun dirinya sadar mempunyai keteraturan sebagai manusia yang selalu melakukan pola (pattern) segitiga dimana di Bali diwujudkan dalam konsep Tri Hita Karana.

"Maka itu, ini adalah sekuel paling penting dari periodesasi Made Wianta," ujarnya 

Sementara, Prof Made Bandem selaku kerabat Made Wianta mengapresiasi upaya Putu Agung Prianta selaku pemilik JHub Art Space karena telah menyelamatkan legasinya Made Wianta sebagai warisan budaya dunia. 

"Pemerintah melalui UU Pemajuan Kebudayaan disitu ada paradigmanya perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, pembinaan, pak Agung melihat potensi itu dia mengadakan pameran karya dan koleksi Wianta itu untuk menyelamatkan warisan budaya dunia, Selamat untuk pak Agung," pungkasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami