search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bali Urutan Ketiga Kasus Bunuh Diri Terbanyak, Jumlah 'Under Reporting' Bisa Lebih Banyak
Senin, 18 September 2023, 18:14 WITA Follow
image

bbn/ist/Bali Urutan Ketiga Kasus Bunuh Diri Terbanyak, Jumlah 'Under Reporting' Bisa Lebih Banyak.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Berdasarkan data kepolisian, provinsi Bali menempati urutan ketiga di Indonesia untuk kasus bunuh diri pada periode 1 Januari-20 Juli 2023. 

Tercatat, sebanyak 61 kasus bunuh diri yang terjadi di Bali selama periode tersebut. Untuk peringkat pertama ditempati oleh Jawa Tengah dengan 253 kasus dan disusul Jawa Timur dengan 128 kasus.

Kendati demikian, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Cabang Denpasar I Gusti Rai Putra Wiguna menyangsikan data tersebut. Ia memprediksi kasus bunuh diri di Bali lebih banyak dari data yang tercatat di kepolisian.

"Itu karena ada beberapa penelitian akademis yang menyebutkan bahwa justru under reporting. Jadi, angkanya bisa empat kali lipat dari itu," kata Rai saat ditemui di Badung, Minggu (17/9/2023).

Meski demikian, hal ini menjadi peringatan bagi Bali agar membuat sistem penanganan bunuh diri yang lebih baik. Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang mengambil tindakan bunuh diri, di antaranya perubahan situasi sosial hingga ekonomi.

"Banyak karena pariwisata yang semakin berkembang profesinya jadi berubah. Tidak serta merta orang kemudian nyaman dengan profesinya yang baru walaupun dengan pendapatannya yang lebih baik," terang dokter yang sekaligus kolaborator utama BISA Helpline ini.

Faktor lainnya, kata Rai, yaitu berkurangnya interaksi seseorang dengan keluarganya. Berbagai faktor tersebut juga memicu orang untuk melakukan konsultasi terkait kesehatan jiwa. "Makin banyak kaum muda dan milenial yang mencari pertolongan kesehatan jiwa," jelasnya.

Menurut Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia, Rai menuturkan, terdapat empat metode yang paling sering digunakan di Indonesia untuk melakukan bunuh diri. Antara lain, gantung diri, meracuni diri sendiri, melompat dari ketinggian, dan menggunakan benda tajam.

Rai mengimbau masyarakat dapat belajar banyak dari pengalaman ketika pandemi COVID-19. Ia juga menyoroti banyaknya wisatawan asing dengan keadaan mental yang semakin menurun hingga berulah saat pelesiran di Bali.

"Saya rasa Bali, Indonesia, butuh satu sistem layanan pencegahan bunuh diri 24 jam," tandas Rai.

Data Global

Sementara untuk data secara global, setiap tahunnya lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri di dunia. Kemungkinan besar ada lebih dari 20 kali percobaan bunuh diri untuk setiap kasus bunuh diri. 

Bunuh diri merupakan penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019. Berdasarkan data Sample Registration Survey (SRS) dilakukan Badan Litbangkes Kemenkes tahun 2016, diketahui bahwa angka kematian akibat bunuh diri sebanyak 0,72 kasus per 100.000 atau 7 kasus dalam 1.000.000 penduduk. 

"Total kasus kematian akibat bunuh diri dalam 1 tahun sebanyak 1.800 kasus, di mana setiap hari terdapat 5 orang Indonesia yang meninggal karena bunuh diri," tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami