search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Ancam Hancurkan Militer Inggris-Pabrik Rudal Jerman Tanpa Ampun
Rabu, 4 Oktober 2023, 00:10 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia Ancam Hancurkan Militer Inggris-Pabrik Rudal Jerman Tanpa Ampun

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Wakil Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pasukan Negeri Beruang Merah bisa menghancurkan militer Inggris dan pabrik rudal Jerman tanpa ampun.

Medvedev mengatakan jika Inggris betul-betul mengirim pelatih militer ke Ukraina, mereka akan menjadi target Rusia.

"[Langkah] mereka mengirim instruktur [ke Ukraina] akan menjadi sasaran pasukan kami," kata dia di Telegram, dikutip Reuters.

Ia kemudian berujar, "Pahami baik-baik bahwa mereka akan dihancurkan dengan kejam. Dan bukan sebagai tentara bayaran, tapi sebagai spesialis NATO Inggris."

Pernyataan Medvedev mencuat usai Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan ingin melatih pasukan negara yang diinvasi Rusia di Ukraina.

Shapps mengaku telah berbicara dengan panglima Angkatan Darat Ukraina soal pelatihan di Ukraina. Ia juga meminta perusahaan pertahanan Inggris melakukan produksi di negara Eropa timur itu.

Di kesempatan tersebut, Medvedev juga mengatakan akan menghancurkan pabrik rudal Jerman.

"Mereka mengatakan ini sesuai dengan hukum internasional. Jika begitu, serangan terhadap pabrik-pabrik Jerman tempat produksi rudal-rudal juga akan sepenuhnya mematuhi hukum internasional," kata dia.

Sindiran Medvedev mencuat setelah Ketua Komite Pertahanan Parlemen Jerman, Marie Agnes Strack Zimmerman, menyebut serangan Ukraina yang menyasar Rusia akan mematuhi hukuman internasional.

Zimmerman juga mendesak Inggris mengirim rudal ke Ukraina.

Rusia berulang kali memperingatkan Barat soal bantuan senjata ke Ukraina. Menurut mereka, aliran senjata ini memperpanjang perang dan bisa memicu konflik langsung Rusia dengan NATO.

Para pejabat Rusia juga berpendapat bahwa penyediaan senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan pasukan Ukraina sudah berarti negara-negara Barat secara de facto menjadi pihak dalam konflik Rusia-Ukraina.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami